Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan Bio Farma siap menyediakan 50 ribu vial vaksin antirabies untuk mengatasi kelangkaan di Pulau Dewata.
"Akhir bulan ini ada tambahan 50 ribu vial vaksin antirabies dari Bio Farma dan diperkirakan mencukupi hingga 3 bulan-4 bulan ke depan," kata Suarjaya, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, dalam setahun di Bali diperlukan sekitar 170 ribu vial vaksin antirabies.
"Nanti kalau sudah datang, akan didistribusikan ke kabupaten yang jumlah gigitan anjingnya terbanyak," ucapnya.
Sejauh ini, tambah dia, jumlah gigitan anjing terbanyak terjadi di Kabupaten Karangasem, Bangli, dan Buleleng.
"Bersyukur desakan kita ke Bio Farma akhirnya terpenuhi sehingga dapat mengatasi krisis vaksin antirabies yang terjadi beberapa waktu terakhir," ujarnya.
Sebelumnya beberapa kabupaten di Bali seperti Karangasem dan Jembrana harus mengalami kehabisan stok vaksin antirabies dan juga beberapa RS daerah di kabupaten lainnya juga mengalami hal yang sama. Padahal jumlah gigitan anjing di Bali cukup tinggi sekitar 120 gigitan per hari.
Menurut Suarjaya, permasalahan kelangkaan vaksin antirabies disebabkan karena sebelumnya Biofarma selaku rekanan dalam pengadaan vaksin antirabies belum mampu menyediakan sesuai dengan harga dalam kontrak.
"Kami sudah tender dan bahkan beberapa kabupaten sudah kontrak. Ternyata BioFarma tidak siap, jadi Bio Farma tidak bisa menyediakan vaksin seharga Rp78.000 per vial, padahal dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tercantum harga demikian," ujarnya.
Suarjaya menambahkan tahun lalu, harga vaksin antirabies per vialnya sesuai dengan harga tender Rp155.000 namun pada awal 2015 dalam e-katalog disebutkan harga vaksin antirabies per vialnya menjadi Rp78.000.
"Kalau sudah di e-katalog menyatakan harganya segitu, kami harus memakai itu sebagai dasarnya dan kami sudah berkoordinasi dengan LKPP," ucapnya. (WDY)
Dinkes: Bio Farma Sediakan 50 Ribu Var
Rabu, 20 Mei 2015 21:37 WIB