Denpasar (Antara Bali) - Harga kakao hasil petikan petani di Bali mengalami kemerosotan dari Rp34.400 menjadi Rp32.000 per kg jenis biji fermentasi dan Rp31.400 menjadi biji non fermentasi dihargai Rp30.500 per kg pada 12 Mei 2015.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Rabu mengakui harga hasil perkebunan rakyat di daerah ini cukup stabil di awal tahun 2015, ada beberapa yang berfluktuasi kakao, mete yang sifatnya sementara.
Ada pun harga hasil perkebunan rakyat daerah ini per 12 Mei 2015 meliputi, kopi arabika jenis OSE WP Rp51.000 per kilogram, OSE DP Rp26.000 per kilogram, kopi robusta Rp32.000 per kilogram. Kakao biji Fermentasi Rp34.400 per kilogram, biji non fermentasi Rp31.400 per kilogram. Jambu mete biji gelondong biasa Rp11.000 per kilogram, biji gelondong organik Rp14.000 per kilogram.
Cengkeh bunga kering Rp 100.000 per kilogram, gagang kering Rp20.000 per kilogram. Vanili polong basah Rp20.000 per kilogram.Tembakau Rp 50.000 per kilogram. Ia mengatakan, harga kopi yang selama ini menjadi mata dagangan ekspor tetap bertahan di tingkat petani di kabupaten Jembrana, Buleleng maupun di kabupaten Bangli, baik itu jenis arabika maupun robusta.
Petani Bali harus tetap berbangga karena kopi jenis arabika yang tumbuh di kawasan wisata Kintamani memiliki sejumlah keunggulan dan telah mendapatkan sertifikat IG (Indikasi Geografis) pada tahun 2014.
Dengan masuknya kopi arabika Kintamani sebagai komoditas unggulan nasional, berdampak terhadap prospek pengembangan komoditas tersebut di masa mendatang, disamping saat ini sudah menjadi matadagangan ekspor ke Jepang dan Eropa.
Kopi arabika Kintamani yang berada di daerah berhawa sejuk itu telah mendapatkan sertifikat IG diharapkan akan semakin bergairah para petani dalam memperluas areal tanamnya dan semakin laku ke pasaran mancanegara, harap Dewa Made Buana. Ia mengakui, harga hasil perkebunan yang ada di Bali cukup stabil belakangan ini akan membantu dalam meningkatkan pendapatan petani, sebab lancar perdagangan hasil perkebunan di dalam negeri maupun ekspor cukup disyukuri. (WDY)
Di Bali Harga Kakao Melorot Tingkat Petani
Rabu, 13 Mei 2015 14:14 WIB