London (Antara Bali) - Perdana Menteri Italia Matteo Renzi akan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 2015 ini juga dalam rangka peningkatan kerja sama kedua negara dalam bidang perdagangan, infrastruktur dan pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM).
Minister Counsellor KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Jumat, menyebutkan rencana tersebut dikemukakan Menteri Perekonomian Italia Federica Guidi kepada Menteri Perdagangan RI, Rachmat Gobel dalam pertemuan Jumat di Paviliun Italia, World Expo Milano 2015.
Dalam pertemuan itu Menteri Perekonomian Italia Federica Guidi menyatakan kesanggupan dirinya untuk membuka pelatihan kepada penyamak kulit Indonesia.
Pada kesempatan itu, Federica Guidi menyatakan niat Italia untuk berinvestasi di bidang perdagangan dan infrastruktur di Indonesia. Ia juga menyatakan ingin melakukan kerja sama dengan UKM di Indonesia.
Menteri Perekonomian Italia itu menyambut hangat usulan Menteri Perdagangan RI untuk meningkatkan kerja sama di bidang perekonomian terutama dalam tiga tahun ke depan di sektor infrastruktur.
Ia mencontohkan sektor infrastruktur itu seperti pembangunan pembangkit tenaga listrik sebesar 35.000 Mega Watt dan pembangunan jalan tol sepanjang 2.000 kilometer, serta pembangunan 24 pelabuhan laut di Indonesia.
"Saya ingin mengundang investor ke Indonesia, sebab Italia memiliki keahlian di bidang teknologi dan juga pembangunan infrastruktur. Selain itu kami juga ingin Italia membantu membangun industri kreatif di Indonesia seperti untuk design furniture," ujar Rachmat Gobel kepada Menteri Perekonomian Italia yang menyambut positif pernyataan Rachmat Gobel itu.
Untuk itu Menteri Rachmat Gobel mengundang Menteri Perekonomian Italia untuk berkunjung ke Indonesia.
Sementara itu Menteri Perdagangan, Perindustrian dan Pertambangan Iran, Mohammad Reza Nematzadeh juga mengharapkan Menteri Perdagangan RI berkunjung ke Iran untuk memantapkan kerja sama ekonomi antarkedua negara.
Menteri Mohammad Reza Nematzadeh mengatakan kedua negara ingin meningkatkan kerja sama dalam pembangunan ekonomi. (WDY)