Denpasar (Antara Bali) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencacat bahwa daerah yang telah teraliri listrik atau rasio elektrifikasi di Provinsi Bali hingga saat ini baru mencapai 85,6 persen.
"Angka rata-rata untuk Bali 85,6 persen. Memang ada kabupaten yang rasio elektrifikasi lebih kecil daripada itu, seperti Kabupaten Bangli 65 persen, namun ada juga yang lebih tinggi seperti Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar," kata General Manager PT PLN Distribusi Bali, Syamsul Huda, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen di Bali itu masih menghadapi sejumlah persoalan, seperti kemampuan PLN yang belum bisa memenuhi kebutuhan dan persoalan calon pelanggan.
"Kalau dari sisi calon pelanggan, ternyata banyak rumah di perdesaan yang tidak bisa dilalui mobil kami karena tidak ada akses jalan. Padahal jalan itu penting agar mobil yang mengangkut material PLN seperti tiang listrik dan trafo bisa lewat," ujarnya.
Oleh karena itu, ucap Huda, perlu kerja sama dengan pemerintah daerah untuk bisa membuat jalan bagi daerah-daerah yang belum ada listriknya. "Jika sudah ada jalan baru, tentu tidak akan sulit bagi kami untuk memberi sambungan listrik," kata Huda.
Di sisi lain, PLN Bali juga menargetkan tingkat konsumsi listrik di Pulau Dewata dapat tumbuh mencapai 12,96 persen selama 2015.
"Tetapi dengan target tersebut persepsinya bukan berarti masyarakat harus boros dalam menggunakan listrik. Listrik seharusnya digunakan sesuai keperluan dan itu didorong supaya pertumbuhannya 12,96 persen per tahun," katanya di sela-sela perbincangan mengakhiri masa tugasnya di PLN Distribusi Bali itu.
Menurut dia, diperlukan upaya keras untuk mencapai target tersebut karena pertumbuhan konsumsi listrik di Pulau Dewata pada 2014 itu baru 10,75 persen.
"Target pertumbuhan konsumsi listrik di Bali tersebut, masih lebih kecil dibandingkan dengan target pertumbuhan dari sisi pembangkitan sebesar 16 persen dalam setahun," kata Huda. (WDY)