PT PLN (Persero) melalui Program Srikandi Movement mendukung peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan menyalurkan bantuan pengembangan kapasitas kader posyandu (Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu) di Desa Duda Timur, Selat, Karangasem, Bali.
Koordinator Srikandi PLN Bali Nusra Nining Asih Pratiwi dalam keterangannya di Denpasar, Kamis, mengatakan tak hanya kader posyandu saja yang memperoleh kesempatan untuk memperkuat kemampuannya melalui pelatihan, namun Kader Bina Keluarga Balita (BKB) juga turut memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan pelatihan.
Peningkatan kapasitas para kader kesehatan yang berjumlah 90 orang dari 9 banjar di Desa Duda Timur itu dilakukan untuk mendukung tumbuh kembang anak dalam rangka menurunkan angka stunting yang sempat meningkat.
Selain itu pada program ini juga memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada 330 balita yang berada di Desa Duda Timur. Nining menjelaskan kegiatan itu menjadi Program Srikandi Movement pada 2024.
“Srikandi Movement ini sudah dua tahun berjalan. Dan untuk kali kedua ini, kami fokus pada kesehatan ibu dan anak,” katanya.
Sebelumnya Srikandi PLN, kata dia, telah melakukan survei terlebih dahulu sehingga mengetahui masih banyak keluarga baru yang belum memahami bagaimana merawat dan memaksimalkan tumbuh kembang anak.
Ia mengatakan ini nantinya akan menjadi salah satu tugas dari kader posyandu untuk membantu menangani penurunan angka stunting melalui pendampingan.
Lebih lanjut pihaknya berharap penanganan stunting ini tak hanya dilakukan sebulan atau dua bulan saja. “Semoga program ini dapat dilakukan terus menerus agar desa ini nanti dapat menurunkan angka stunting sehingga menjadi kebanggaan,” ucapnya. Ia juga berharap agar Desa Duda Timur dapat menjadi desa yang bebas stunting.
Sementara itu Perbekel Desa Duda Timur I Gede Pawane menyampaikan peningkatan angka stunting di Duda Timur paling tinggi. Jadi program ini sesuai dengan permasalahan yang menjadi perhatian pemerintah setempat.
“Memang stunting awalnya hanya sembilan kasus dan kami berusaha agar stunting tersebut turun dengan memberikan bantuan kepada ibu hamil dan anak-anak, tetapi justru angka meningkat setelah ada bantuan susu menjadi 31 kasus, ini karena sebelumnya ibu-ibunya tidak mau datang karena tidak ada susu atau bantuan yang lain,” tuturnya.
Dengan bantuan dari Ibu Srikandi PLN, ia yakin dalam jangka waktu 2-3 bulan angka stunting di Duda Timur dapat ditekan.
Koordinator Srikandi PLN Bali Nusra Nining Asih Pratiwi dalam keterangannya di Denpasar, Kamis, mengatakan tak hanya kader posyandu saja yang memperoleh kesempatan untuk memperkuat kemampuannya melalui pelatihan, namun Kader Bina Keluarga Balita (BKB) juga turut memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan pelatihan.
Peningkatan kapasitas para kader kesehatan yang berjumlah 90 orang dari 9 banjar di Desa Duda Timur itu dilakukan untuk mendukung tumbuh kembang anak dalam rangka menurunkan angka stunting yang sempat meningkat.
Selain itu pada program ini juga memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada 330 balita yang berada di Desa Duda Timur. Nining menjelaskan kegiatan itu menjadi Program Srikandi Movement pada 2024.
“Srikandi Movement ini sudah dua tahun berjalan. Dan untuk kali kedua ini, kami fokus pada kesehatan ibu dan anak,” katanya.
Sebelumnya Srikandi PLN, kata dia, telah melakukan survei terlebih dahulu sehingga mengetahui masih banyak keluarga baru yang belum memahami bagaimana merawat dan memaksimalkan tumbuh kembang anak.
Ia mengatakan ini nantinya akan menjadi salah satu tugas dari kader posyandu untuk membantu menangani penurunan angka stunting melalui pendampingan.
Lebih lanjut pihaknya berharap penanganan stunting ini tak hanya dilakukan sebulan atau dua bulan saja. “Semoga program ini dapat dilakukan terus menerus agar desa ini nanti dapat menurunkan angka stunting sehingga menjadi kebanggaan,” ucapnya. Ia juga berharap agar Desa Duda Timur dapat menjadi desa yang bebas stunting.
Sementara itu Perbekel Desa Duda Timur I Gede Pawane menyampaikan peningkatan angka stunting di Duda Timur paling tinggi. Jadi program ini sesuai dengan permasalahan yang menjadi perhatian pemerintah setempat.
“Memang stunting awalnya hanya sembilan kasus dan kami berusaha agar stunting tersebut turun dengan memberikan bantuan kepada ibu hamil dan anak-anak, tetapi justru angka meningkat setelah ada bantuan susu menjadi 31 kasus, ini karena sebelumnya ibu-ibunya tidak mau datang karena tidak ada susu atau bantuan yang lain,” tuturnya.
Dengan bantuan dari Ibu Srikandi PLN, ia yakin dalam jangka waktu 2-3 bulan angka stunting di Duda Timur dapat ditekan.
“Mudah-mudahan kerja sama PLN dan ibu-ibu Srikandi dapat berlanjut, terutama dalam melakukan pendampingan kepada ibu hamil untuk mengurangi angka stunting,” ucapnya.