(Lanjutan)
2. Apa Intinya dalam gagasan “Satu Kawasan dan Satu Jalur�
Inti dari Satu Kawasan dan Satu Jalur ialah berdasarkan pada hubungan kerja sama persahabatan tradisional dengan negara-negara di sekitarnya, menggali sumber daya kerja sama yang sudah ada, menggunakan model kerja sama yang baru, menyusuri Jalur Sutra yang melintasi benua Asia dan benua Eropa, menghubungkan negara-negara sepanjang Jalur Sutra Laut di Asia Tenggara, dari titik sampai ke kawasan, diperkuat kerja sama yang konkret dengan negara-negara di sepanjang Jalur Sutra, berangsur-angsur membentuk kerja sama antar-regional yang besar, keunggulan hubungan politik di antar negara-negara tersebut, serta keunggulan berbatasan, keunggulan saling mengisi di bidang politik, budaya, dapat beralih menjadi keunggulan kerja sama yang konkret, keunggulan pertumbuhan ekonomi terus ditingkatkan, agar hubungan ekonomi antar Asia dan Eropa semakin akrab, kerja sama semakin mendalam, peluang pengembangan semakin luas, mewujudkan kemakmuran dan perkembangan bersama di negara-negara di sepanjang Jalur Sutra.
Intinya terdiri dari lima point, yaitu komunikasi di bidang politik, menggabungkan fasilitas, kelancaran perdagangan, perpaduan dana serta mempersatukan hati rakyat.
Mendorong kerja sama dengan konkret secara menyeluruh, mendorong saling percaya di bidang politik, perpaduan dalam ekonomi, saling memahami di bidang kebudayaan.
Dari segi geografis, Satu Kawasan dan Satu Jalur mencakup daratan Asia, Eropa dan Afrika, di sebelah timur ialah lingkaran ekonomi Asia-Pasifik yang aktif, di sebelah barat ialah lingkaran ekonomi Eropa yang maju, bagian tengah ialah daerah pedalaman yang berpotensi perkembangan besar.
Bagi Satu Kawasan dan Satu Jalur, yang penting ialah kelancaran tiga jalur, yaitu yang pertama dari Tiongkok melewati Asia Tengah dan Rusia sampai ke Eropa, yang kedua dari Tiongkok ke Asia Tengah dan Asia Barat, yang ketiga ialah dari Tiongkok ke Asia Tenggara dan Asia Selatan.
3.Satu Kawasan dan Satu Jalur menghadirkan kesempatan baru bagi kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok
Tahun ini Hubungan Diplomatik RI dan RRT telah mencapai 65 tahun, serta genap 60 tahun Konferensi Asia Afrika.
Kerja sama antara kedua negara di bidang politik, ekonomi dan perdagangan, pariwisata, kebudayaan dan sebagainya semakin mendalam.
Pada akhir tahun yang lalu, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Xi Jinping ketika menghadiri KTT APEC ke-22.
Pada bulan yang lalu, Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok, juga menghadiri Boao Forum for Asia Annual Conference 2015, mencapai kesepakatan yang penting untuk mendorong hubungan kemitraan strategis komprehensif.
Pada akhir bulan ini, Presiden Xi Jinping akan berkunjung ke Indonesia satu setengah tahun setelah kunjungan yang lalu, beliau akan menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika.
Hubungan antara Tiongkok dan Indonesia memasuki masa yang paling akrab, menghadapi kesempatan baik untuk berkembang yang bersejarah.
Indonesia merupakan negara mitra yang penting diantara negara-negara ASEAN, omzet proyek-proyek Indonesia yang dikontrak oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok adalah paling besar diantara 10 negara ASEAN pada tahun 2013.
Sementara itu Indonesia merupakan negara yang penting di Jalur Sutra Laut. Sejak menjabat presiden, Presiden Joko Widodo melaksanakan strategi perkembangan Poros Maritim Dunia, mulai dari infrastruktur, menghubungkan antar pulau utama di Indonesia, supaya mengembangkan keunggulan geografis yang unik bahwa Indonesia menggabungkan kedua samudra.
Pemerintah Indonesia menyediakan layanan “Satu Atap†untuk menyederhanakan proses bagi investor asing agar menarik lebih banyak investasi dari luar negeri.
Pemerintah Indonesia berencana membangun atau merenovasi 1505 pelabuhan, 8600 kilometer jalan raya dan rel kereta api, 49 bendungan, pembangkit listrik yang baru mencapai 35 juta KW.
Gagasan Poros Maritim Dunia yang diajukan Indonesia dan gagasan Satu Kawasan dan Satu Jalur yang diajukan Tiongkok sangat cocok, ide pengembangan kedua negara sangat mirip, keinginan kerja sama semakin kuat, memiliki masa depan yang luas di bidang kerja sama yang saling menguntungkan.
KJRRT di Denpasar berlokasi di provinsi Bali, wilayah konsulat meliputi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Sejak didirikan pada akhir tahun yang lalu, KJRRT di Denpasar secara aktif mendorong kerja sama ketiga provinsi di Indonesia tersebut dengan provinsi-provinsi di Tiongkok.
Belakangan ini gubernur provinsi Bali Bapak Mangku Pastika menyatakan bahwa rakyat Bali mempunyai perasaan yang sangat akrab terhadap rakyat Tionghoa, kedua pihak memiliki sumber yang mendalam di bidang sejarah, kebudayaan, arsitektur dan sebagainya.
Bapak Gubernur Pastika mengatakan bahwa beliau sedang belajar bahasa Mandarin, beliau berharap pada masa mendatang lebih banyak perusahaan Tiongkok menanam modal di Bali, diadakan kerja sama yang lebih luas di bidang pertanian, pariwisata dan lain-lain.
Ketika Bapak Gubernur Pastika menghadiri upacara pembukaan Boao Forum for Asia 2015, beliau sendiri mendengarkan pidato dari Presiden Xi Jinping dengan judul Masa Depan Asia yang Baru-Menuju Komunitas Senasib dan Sepenanggungan.
Beliau menganggap bahwa pidato yang menarik ini membawakan harapan yang serba baru bagi perkembangan masa depan.
Gubernur Bali Bapak Mangku Pastika menyatakan bahwa provinsi Bali bersedia memberikan sumbangan kepada hubungan kedua negara melalui kerja sama dan pertukaran persahabatan dengan provinsi dan kota yang bersangkutan.
Untuk mendorong kerja sama investasi dan perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia, KJRRT di Denpasar akan mengadakan seminar promosi investasi untuk ketiga provinsi yang ada di dalam wilayah konsulatnya, perusahaan-perusahaan Tiongkok yang ada di Indonesia dengan sekala besar akan dikumpulkan di pulau Bali, supaya bisa merembukkan soal perdagangan dengan instansi yang bersangkutan, dengan tujuan menciptakan sebuah platform agar saling mengenal, menciptakan lingkungan yang cocok bagi perusahaan-perusahaan kedua pihak di bidang investasi, perdagangan dan pariwisata, terus meningkatkan kerja sama kedua pihak.
Pendek kata, prakarsa Satu Kawasan dan Satu Jalur sesuai dengan kebutuhan perkembangan negara-negara di sepanjang jalur tersebut termasuk Tiongkok, sesuai dengan keuntungan bersama dari berbagai pihak, prakarsa ini sesuai dengan kecenderungan kerja sama dalam regional dan international, juga menciptakan kesempatan kerja sama yang bersejarah bagi hubungan persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia.
Mari kita berusaha bersama-sama untuk lebih memperdalam kerjasama yang kongret, memperkuat hubungan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara.
HuYinquan
Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar
Konsep Baru “Satu Kawasan dan Satu Jalur†Wujudkan Perkembangan Saling Menguntungkan (2)
Selasa, 21 April 2015 14:23 WIB