Denpasar (Antara Bali) - Upacara "piodalan" atau peringatan di Pura Padmasana Kantor LKBN Antara Biro Bali pada Purnama Kedasa tahun Saka 1937 bertepatan dengan ritual berskala besar Betara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Jumat.
Piodalan di Pura Padmasana LKBN Antara di pimpin Jero Mangku Yasa yang merupakan pemangku (rohaniawan) Pura Dalem Basa, Banjar Ole, Desa Marga, KabupatenTabanan.
Pada perayaan piodalan tersebut dihadiri Kepala Biro LKBN Antara Bali Made Tinggal Karyawan dan segenap karyawan beserta keluarga yang beragama Hindu dengan khusyuk melakukan prosesi upacara ritual yang diselenggarakan setiap tahun tersebut.
Menurut Jero Mangku Yasa secara etimologi "piodalan" atau peringatan secara ritual dapat diartikan sebagai hari lahir atau kelahiran sebuah pura tersebut. Pura yang sesuai dengan sastra bahwa Pura dianggap lahir pada saat "Ngenteg Linggih" yang dalam bahasa sansekerta disebut sebagai "Khumbha Abhisekam".
Ia mengatakan "piodalan" yang utamanya sebagai kelompok upacara "Dewa Yadnya" ini merupakan upacara ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dengan segala manifestasinya.
Sementara Made Tinggal Karyawan mengatakan upacara ritual piodalan di Pura Padmasana tersebut dilakukan dengan mempersembahkan sesaji sesuai dengan sastra agama Hindu.
"Upacara piodalan ini dipimpin oleh seorang rohaniawan Hindu yang diawali dengan penyampaian doa kehadapan Ida Sang Hyang Widhi sebagai wujud persembahyangan dan puji syukur atas karunia-Nya. Selanjutnya dilakukan sembahyang bersama berdasarkan tata cara `panca sembah` atau lima kali persebahyangan, dengan sarana bunga warna-warni dan dupa," katanya. (WDY)