Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana melombakan ogoh-ogoh (boneka raksasa untuk perayaan Hari Raya Nyepi), dengan syarat peserta harus menggunakan bahan ramah lingkungan.
"Dengan bahan ramah lingkungan, selain ogoh-ogoh yang sudah diarak lebih mudah terurai, juga akan membuat semangat gotong-royong saat pembuatan lebih terasa karena tingkat kesulitannya lebih tinggi, dibandingkan membuat ogoh-ogoh dari bahan kimia seperti styrofoam," kata Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan, saat memantau pembuatan ogoh-ogoh di Kecamatan Pekutatan, Selasa.
Menurutnya, ogoh-ogoh dengan bahan baku styrofoam sebenarnya tidak ramah lingkungan, namun penggunaan bahan tersebut tidak bisa dihindari, sehingga hanya ditoleransi untuk pembentukan wajah, telapak tangan serta kaki ogoh-ogoh.
"Kami akan menyeleksi ogoh-ogoh di setiap banjar atau dusun. Setiap kecamatan akan diwakili tiga kelompok pembuat ogoh-ogoh," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Parwisata Dan Budaya Jembrana Anak Agung Ngurah Mahadikara Sadhaka, yang mendampingi Kembang.
Selain berbahan ramah lingkungan, menurutnya, penilaian awal untuk mewakili kecamatan dilihat dari kreativitas, keutuhan, keindahan dan keserasian.
Ketua Sekeha atau Kelompok Eka Jaya Sari Desa Manggisari, Agung Adnyana Putra mengatakan untuk pembuatan ogoh-ogoh pihaknya menggunakan bahan utama bambu, kayu dan kertas.
Selain di Kecamatan Pekutatan, tim penilai termasuk Kembang akan memantau pembuatan ogoh-ogoh di empat kecamatan lain yaitu Mendoyo, Jembrana, Negara dan Melaya.
Untuk memotivasi pembuatan ogoh-ogoh yang akan dilombakan di perempatan Kantor Bupati Jembrana sehari menjelang Hari Raya Nyepi, pemerintah setempat memberikan bantuan dana Rp690 ribu.(GBI/i018)