Negara (Antara Bali) - Petani yang memiliki lahan di Kelurahan Pendem, tepatnya di belakang Kantor Bupati Jembrana keberatan dengan proyek perumahan yang digarap Hardy's Group.
"Saya khawatir aliran irigasi ke sawah mengecil, atau bahkan tersumbat karena proyek perumahan tersebut," kata I Wayan Neken, salah seorang petani, di Negara, Senin.
Menurutnya, dengan menggunakan lahan puluhan hektare, proyek tersebut potensial mengganggu pertanian di sekitarnya, apalagi tidak ada sosialisasi kepada petani terkait saluran irigasi.
Selain itu, ia mengatakan, alih fungsi lahan dari sawah menjadi pemukiman yang cukup luas tersebut, juga bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah, terkait ketahanan pangan.
Ia mengaku, akan mengajukan keberatan kepada Pemkab Jembrana maupun DPRD setempat serta LSM yang berkompeten, khususnya terkait alih fungsi lahan tersebut.
"Saya minta pemerintah menghentikan proyek tersebut. Apalagi wilayah tersebut masih produktif untuk tanaman padi," ujarnya.
Pengurus Hardy's Land Made Abdi Negara saat dikonfirmasi menjamin saluran irigasi tidak akan terganggu, justru pihaknya akan memperbaikinya.
"Kami akan membuat saluran irigasi yang ada sekarang menjadi lebih baik, bahkan sudah mulai dilakukan di beberapa lokasi. Para petani tidak perlu khawatir soal itu," katanya.
Menurutnya, perumahan Hardy'S Land menganut konsep ramah lingkungan, sehingga keberadaan sawah termasuk saluran irigasi di sekitarnya akan dipertahankan, karena juga memiliki daya tarik bagi pembeli.
"Saluran irigasi yang baik juga kami butuhkan, untuk drainase bagi perumahan ini. Kalaupun sekarang ada yang mengecil, karena masih dalam tahap pengerjaan," ujarnya.
Terkait alih fungsi lahan, ia mengatakan, pihaknya tidak akan membangun pemukiman di wilayah yang tidak sesuai dengan tata ruang.
"Kalau di lahan tersebut bukan untuk pemukiman, kami tidak akan membangun, karena sudah tahu pasti akan bermasalah. Seluruh lahan Hardy's Land, peruntukan dari tata ruang memang untuk pemukiman," katanya.(GBI)
Petani Keberatan Proyek Perumahan
Senin, 9 Februari 2015 15:34 WIB