Denpasar (Antara Bali) - Lebih dari 20 satwa jenis paus, lumba-lumba dan mamalia laut lainnya diketahui terdampar di perairan Bali selama sepuluh tahun terakhir.
"Satwa yang keberadaannya sudah mulai menyusut itu antara lain sempat muncul dan terdampar di perairan Benoa, Nusa Dua, Jimbaran, Tanah Lot dan Perancak," kata Pariama Hutasoit, dari Nusa Dua Reef Foundation, di Denpasar, Selasa.
Ia menyebutkan, hampir setiap tahun selalu ada paus atau lumba-lumba yang terdampar di perairan Bali, bahkan selama 2009 ada lima kejadian di daerah ini.
"Terdamparnya ikan bersekala besar itu justru terjadi pada akhir 2009 sebanyak lima kali, di mana empat peristiwa diantaranya muncul secara beruntun di bulan Agustus," ucapnya.
Ia menyatakan, spesies yang terdampar kebanyakan jenis sperm whales (Physeter macrocephalus), menyusul short-finned pilot whales (Globicaphala marcorinchyus) dan hampir setengah kejadian tidak teridentifikasi.
Seringnya muncul paus atau lumba-lumba di perairan Bali, sempat menjadi tontonan para wisatawan yang sedang berkunjung ke Pulau Dewata.
Disebutkan, perairan Bali termasuk salah satu perairan di Indonesia yang kaya dengan keragaman mamalia laut.
Di Pantai Lovina yang berlokasi di kawasan utara Pulau Bali, sejak lama dikenal sebagai tempat pengamatan lumba-lumba, begitu pula di Selat Badung, Bali Selatan, diketahui sebagai daerah lintasan paus yang sedang bermigrasi.
Masyarakat yang biasa ke Nusa Lembongan atau Nusa Penida dengan menyeberang dari Pantai Sanur misalnya, di kawasan perairan itu sering kali menyaksikan barisan lumba-lumba yang mengikuti perahu atau kapal motor dari belakang.
Pariama Hutasoit mengatakan, terdamparnya mega fauna laut langka dalam jumlah cukup banyak di Bali, antara lain disebabkan oleh kurangnya manajemen penanganan mamalia laut secara cepat disertai prosedur yang benar.
Untuk penanganan terhadap mamalia laut yang terdampar di perairan Bali, perlu upaya membangun koordinasi dan jaringan dalam rangka penyelamatan, termasuk konservasi kawasan oleh instansi terkait di daerah ini.
Dikatakan, guna membangun koordinasi tersebut akan diadakan "workshop", sekaligus membentuk jaringan penyelamat mamalia laut yang terdampar di Bali, yang pelaksanaannya akan dilakukan di hotel kawasan wisata Nusa Dua, 16 September 2010.(*)