Jakarta (Antara Bali) - Bank Dunia menyatakan negara-negara berkembang harus
dapat mengatasi hambatan berinvestasi yang dilakukan oleh berbagai
perusahaan swasta untuk meningkatkan perekonomian negara tersebut.
"Penting
pula bagi negara-negara untuk memindahkan setiap hambatan yang tidak
diperlukan untuk investasi sektor swasta," kata Presiden Bank Dunia Jim
Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Menurut
Jim Yong Kim, sektor swasta pada saat ini adalah sumber terbesar dari
lapangan pekerjaan yang diperkirakan dapat mengangkat hingga ratusan
juta orang untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Presiden Bank
Dunia juga mengemukakan, dalam lingkungan ekonomi yang tidak pasti,
negara-negara berkembang juga mesti mengalihkan sumber daya yang
dimilikinya untuk mendukung program kesejahteraan/jaringan sosial.
Hal
itu, ujar dia, perlu pula dilakukan dengan fokus yang tajam kepada kaum
miskin serta sambil melakukan reformasi struktural yang berinvestasi
kepada warga masyarakat dalam negara tersebut.
Ia mengingatkan
bahwa masih terdapat sejumlah risiko dalam perekonomian dunia saat ini
antara lain perdagangan global yang masih rendah dan kerentanan pasar
finansial akibat suku bunga yang berubah.
Selain itu, lanjutnya,
terkait dengan rendahnya harga minyak yang berdampak terutama bagi
negara-negara penghasil minyak bumi, serta adanya risiko periode
stagnasi atau deflasi berkepanjangan di Eropa dan Jepang.
Sebelumnya,
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia sedang membangun
kepercayaan kepada investor dengan memudahkan izin berinvestasi di dalam
negeri.
"Pembangkit listrik jangan sampai izinnya 6-5 tahun.
Akan saya teliti, kalau diberi target tidak bisa, akan ada konsekuensi
yang harus dibayar. Kita sedang membangun kepercayaan," ujar Presiden di
gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/1).
Ia
menambahkan bahwa pemerintah juga akan memberikan suntikan dana kepada
BUMN agar bisa mempercepat pembangunan infrastruktur sehingga nantinya
diharapkan ada koneksi antar propinsi, pulau dengan lainnya menjadi
lebih baik.
Presiden memaparkan bahwa saat ini ruang fiskal
Indonesia bertambah sekitar Rp240 triliun setelah dipangkasnya subsidi
bahan bakar minyak (BBM), dana itu bisa digunakan untuk pembangunan
infrastruktur, waduk irigasi, jalan tol dan jalur kereta api di luar
jawa, pelabuhan, serta bandar udara.(MFD)
Bank Dunia: Atasi Hambatan Investasi Sektor Swasta
Rabu, 14 Januari 2015 15:35 WIB