Singapura (AFP/Antara Bali) - Harga minyak turun lebih lanjut di perdagangan
Asia pada Selasa menuju posisi terendah enam tahun, setelah produsen
minyak mentah utama menekankan mereka akan mempertahankan tingkat
produksi meskipun kelebihan pasokan.
Patokan AS minyak mentah
light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman
Februari, turun 58 sen menjadi 45,31 dolar AS per barel di perdagangan
sore, sementara minyak mentah Brent untuk Februari turun 54 sen menjadi
46,05 dolar AS.
"OPEC kemungkinan akan tetap dengan tingkat
produksi saat ini setidaknya sampai pertemuan OPEC berikutnya pada
Juni," kata Daniel Ang, seorang analis investasi Phillip Futures di
Singapura.
Harga minyak mentah sudah menurun setelah mencapai
tertinggi di atas 100 dolar AS per barel pada Juni tahun lalu, tetapi
penurunannya kian cepat sejak 27 November ketika Organisasi Negara
Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk mempertahankan tingkat
produksinya.
Anggota OPEC Uni Emirat Arab (UAE) pada Selasa
menegaskan kartel memutuskan untuk tidak memangkas produksinya dalam
menghadapi kemerosotan harga dan melemahnya permintaan, serta mendesak
Amerika Serikat untuk memotong produksi minyak serpih (shale oil), yang
sebagian besar telah diakui menyebabkan membanjirnya pasokan.
"Kami tidak bisa terus melindungi harga tertentu," kata Menteri Energi UAE Suhail al-Mazrouei.
"Kami
telah melihat kelebihan pasokan, datang terutama dari minyak serpih,
dan itu perlu dikoreksi," katanya kepada peserta Gulf Intelligence UAE
Energy Forum di Abu Dhabi.
Sementara Menteri Perminyakan Kuwait
Ali al-Omair mengatakan: "Kami perkirakan situasi ini akan berlanjut
sampai surplus di pasar diserap dan ekonomi dunia membaik."
Para
analis mengatakan investor sedang menunggu laporan persediaan AS yang
akan dirilis pada Rabu untuk petunjuk lebih lanjut mengenai situasi
pasokan di ekonomi dan konsumen minyak terbesar dunia itu.(ma)
Harga Minyak Turun Lebih Lanjut di Perdagangan Asia
Rabu, 14 Januari 2015 15:33 WIB