Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman perkebunan rakyat memicu penurunan nilai tukar petani (NTP) di Bali sebesar 3,47 persen dari 106,45 persen pada November 2014 menjadi 102,76 persen pada Desember 2014.
"Merosotnya NTP itu akibat turunnya indeks yang diterima petani yakni sebesar 1,07 persen diikuti dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Lb) sebesar 2,49 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu.
Ia menyebutkan beberapa komoditas penyusun indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan harga adalah biji jambu mete, kakao, kelapa, dan kapas.
Pada sisi lain kenaikan yang terjadi pada biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 2,49 persen.
Harga hasil perkebunan rakyat di tingkat petani di Bali sedikit melorot pada awal 2015 karena mengikuti mekanisme pasar.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran menambahkan bahwa harga hasil perkebunan rakyat daerah ini pada pekan pertama 2015 mengalami sedikit kemelorotan.
Harga bunga cengkih kering di tingkat petani di Kabupaten Bangli, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Jembrana tercatat Rp130.000 per kilogram, sedangkan gagang kering hanya dihargai Rp20.000 per kilogram per 8 Januari 2015.
Kondisi itu mengalami kemerosotan jika dibandingkan dengan awal Desember 2014 yang mencapai Rp136.000 per kilogram bunga cengkih kering, sedangkan gagang kering mencapai Rp25.000 per kilogram sesuai catatan 9 Desember 2014.
Sementara harga kakao di tingkat petani jauh lebih murah dari harga Rp37.000 per kilogram di daerah perdesaan di Bali, kini hanya dihargai Rp33.500 per kilogram biji fermentasi, sedangkan nonbiji fermentasi tercatat seharga Rp30.500 per kilogram.
Subsektor tanaman perkebunan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Empat lainnya meliputi subsektor perikanan, tanaman pangan, peternakan dan perkebunan.
"Dari lima komponen tersebut seluruhnya mengalami penurunan dan satupun tidak ada yang mengalami peningkatan," ujar Panasunan Siregar. (WDY)
Tanaman Perkebunan Picu Penurunan NTP Bali
Sabtu, 10 Januari 2015 9:47 WIB