Surabaya (Antara Bali) - Satu keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 belum menyerahkan antemortem atau data yang diperlukan tim identifikasi untuk mencocokkan dengan data korban.
"Sesuai laporan terakhir sudah ada 161 keluarga korban menyerahkan "antemortem", dan masih kurang satu keluarga yang belum menyerahkan," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim, Kombespol Budiono dalam keterangan persnya di Surabaya, Kamis petang.
Satu keluarga yang belum menyerahkan berkas antemortem itu atas nama Remio Emanuel yang merupakan warga Prancis.
Sementara contoh DNA keluarga korban yang sudah diterima Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Polda Jawa Timur sampai saat ini sebanyak 107 DNA dari total 162 penumpang AirAsia atau kurang 55 contoh DNA.
"Antemortem" merupakan kegiatan "profiling" yakni menyiapkan data orang, seperti rekam medis, sidik jari, termasuk ciri-ciri fisik seperti tahi lalat, tato dan tanda-tanda khusus di tubuh lainnya.
"Berikutnya semua data sekunder itu ditindaklanjuti di postmortem. Setelah teridentifikasi, pasti disampaikan," kata Budiono.
Budiono mengaku data keluarga korban sangat dibutuhkan untuk mengetahui identitas korban secara pasti, hal ini untuk memastikan jenazah yang ditemukan.
Sementara itu, Budiono mengatakan saat ini TIM DVI Polda Jatim telah usai melakukan identifikasi terhadap empat jenazah yang ada.
"Kita sekarang masih merapikan hasil pemeriksaan postmorthem, dan besok pagi sekitar pukul 09.00 WIB akan digelar rapat rekoinsiliasi untuk membandingkan postmorthem dan antomorthem," katanya.
Meski mengaku telah usai mengidentifikasi empat jenazah, pihaknya masih terus bekerja malam ini karena dua jenazah berjenis kelamin perempuan kembali tiba pada pukul 20.30 WIB di Surabaya.
"Kita sampai malam ini masih bekerja dengan adanya tambahan dua jenazah yang baru tiba, dan mudah-mudahan bisa cepat selesai sesuai prosedur," katanya. (WDY)