Denpasar (Antara Bali) - Penjualan hewan kurban Idul Adha berupa ternak kambing di sekitar Kota Denpasar, Bali mengalami kelesuan, bahkan turun drastis dibanding hari raya serupa tahun sebelumnya
"Sejak seminggu jualan hanya laku 40 ekor kambing, padahal hari raya Idul Adha tahun lalu saya berhasil menjual 120 ekor," kata O`conk, seorang penjual ternak kambing di Dusun Wanasari yang lebih dikenal dengan Kampung Jawa, Kawasan Lumintang Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, lesunya daya beli masyarakat terhadap hewan kurban kali ini akibat lemahnya ekonomi dan bertepan dengan tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah.
Harga seekor kambing bervariasi antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta tergantung ukuran kecil, sedang dan paling besar.
O`conk yang sudah rutin menjual hewan kurban menjelaskan, pihaknya mendatangkan belasan kambing dari Pupuan dan Asah Goblek, Kabupaten Tabanan.
Sesuai pengalaman sebelumnya, petugas kesehatan rutin memeriksa kesehatan kambing yang dijual untuk perayaan Raya Idul Adha.
O`conk yang sejak 15 tahun menjual kambing baik untuk hewan kurban maupun kegiatan sehari-harinya, hasil penjualan kali ini yang paling kecil.
Sementara Karim yang juga penjual hewan kurban mengaku, persaingan cukup ketat antar penjual kambing.
"Di sini saja ada delapan penjual kambing yang terdiri dari lima penjual tetap dan tiga penjual musiman. Di tengah lesunya penjualan dan ketatnya persaingan tentu mempengaruhi tingkat penjualan secara umum," ujar Karim.
Ia mengaku, hasil penjualan hewan kurban juga menurun drastis, sampai saat ini baru laku sekitar 35 ekor, dibanding tahun sebelumnya lebih dari 100 ekor. Harga juga bervariasi antara Rp2 juta-Rp5 juta per ekor.
Kambing tersebut didatangkan dari Jawa yang dilengkapi dengan surat keterangan sehat dari daerah asal serta melalui pemeriksaan Balai Karantina di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur dan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Kota Denpasar Anak Agung Bayu Brahmasta dalam kesempatan terpisah menjelaskan, pihaknya melakukan pemeriksaan "ante mortem" dan "post mortem" hewan kurban di sejumlah penjual sapi dan kambing.
Pihaknya mencatat sebanyak 149 tempat pemotongan hewan yang tersebar di berbagai masjid dan musola di Denpasar. Pemeriksaan kesehatan "ante mortem" (sebelum hewan disembelih) telah berlangsung sejak Kamis (8/9), dan kembali dilakukan Jumat (9/9) dan Senin (12/9) usai penyembelihan akan dilakukan pemeriksaan post mortem (setelah daging dipotong). (WDY)