Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak masyarakat untuk memerangi sifat "AIDS" atau amarah, iri, dendam, dan serakah dalam memaknai Hari Suci Galungan.
"Menurut saya, perang kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan) dalam pemaknaan Galungan selama ini sesungguhnya ada dalam diri sendiri," katanya di Denpasar, Senin.
Oleh karena perang itu dalam diri, menurut Pastika, maka langkah yang terbaik dalam memaknai Galungan 17 Desember mendatang adalah dengan memperbanyak kebaikan dan mengurangi kejahatan atau kesalahan.
"Sifat-sifat yang amarah, iri, dendam, serakah (AIDS) itu hendaknya dikurangi dan kalau bisa dihilangkan. Perbanyaklah melakukan kebaikan seperti rendah hati, sabar, suka menolong orang, tidak iri, tidak dendam, tidak sombong dan tidak serakah," ujarnya.
Tetapi, kalau setelah Galungan itu umat Hindu tetap saja amarahnya menggebu-gebu, demikian juga sifat iri, dendam, sombong dan serakahnya, kata Pastika itu berarti umat tidak menang melawan "adharma"-nya.
Di sisi lain, dia berpandangan keliru kalau umat mengisi Hari Galungan dengan berpesta-pesta dan berfoya-foya.
Hari Suci Galungan bagi umat Hindu di Bali diperingati setiap 210 hari sekali yakni tepatnya pada Rabu Kliwon Wuku Dungulan, yang seringkali dimaknai sebagai peringatan terhadap kemenangan "dharma" melawan "adharma".
Pada hari Galungan itu, umumnya umat Hindu akan bersembahyang ke berbagai pura baik itu di lingkungan keluarga maupun desa. Sehari sebelum Galungan, umat akan memasang penjor atau umbul-umbul hiasan dari janur di masing-masing rumah.
Selain itu, sehari sebelum Galungan yang dinamakan dengan "Penampahan" juga diisi dengan kegiatan menyembelih babi sebagai simbolis membunuh sifat-sifat kebinatangan dari dalam diri. Sedangkan sehari setelah Galungan atau yang dinamakan dengan Umanis Galungan, umat Hindu di Bali biasanya akan melakukan kegiatan silahturahmi mengunjungi sanak saudara. (WDY)
Gubernur Bali Ajak Perangi "Aids" Maknai Galungan
Senin, 15 Desember 2014 11:39 WIB