Badung (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mengajak seluruh Pekaseh dan Kelian Subak setempat agar tetap mempertahankan eksistensi subak di tengan kemajuan teknologi dan pariwisata di Pulau Dewata.
"Guna menjaga momentum pembangunan sektor pertanian yang cukup kondusif saat ini, pemerintah berkeyakinan bahwa Pekaseh dan Kelian Subak masih memiliki komitmen yang sama dengan pemerintah. Oleh karena itu mari kita bersama untuk tetap berupaya mempertahankan eksistensi Subak yang adi luhung, bahkan telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia," kata Wakil Bupati Badung, I Made Sudiana di sela-sela rapat pleno pekaseh dan klian subak di Mengwi, Kabupaten Badung, Selasa.
Menurut dia, pertanian merupakan sumber budaya dan budaya itu adalah roh dari pariwisata yang hasil dan dampaknya sangat dirasakan. Pemerintah selalu menempatkan kepentingan petani sebagai prioritas untuk mendapatkan insentif.
Dalam kebijakan perpajakan seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), insentif/keringanan diberikan sampai nol persen untuk jalur hijau, lahan produktif, lahan limitasi, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan lain sebagainya.
Hal itu dilandasi pemikiran bahwa sektor pertanian selain memiliki fungsi produksi, juga memiliki fungsi ekologi, idiologi, estetika dan budaya. "Tidak jarang sumber daya pertanian yang notabene adalah sumber daya privat (pribadi), justru diarahkan untuk memberikan jasa kepada publik Oleh karena itu wajarlah pertanian kita proteksi untuk berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja mengatakan, rapat Pleno Pekaseh dan Kelian Subak se-Kabupaten Badung merupakan agenda rutin tahunan untuk bertemu dan berdiskusi yang bertujuan membicarakan masalah internal organisasi, membahas isu-isu aktual yang berkaitan dengan kebijakan dan teknis pertanian.
"Selain itu, rapat itu juga menyatukan visi dan pandangan antara para pekaseh dengan kebijakan pemerintah dan memberi saran serta masukan kepada pemerintah, berkaitan dengan kebijakan pembangunan pertanian khususnya di Kabupaten Badung," ujarnya.
Rapat Pleno tersebut diikuti oleh 300 orang Pekaseh dan Kelian Subak se-Kabupaten Badung.
Dalam rapat Pleno tersebut juga diserahkan penghargaan lomba petani, penyuluh dan Gapoktan berprestasi di Kabupaten Badung dan bantuan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) APBN 2014. (WDY)