Denpasar (Antara Bali) - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali, DR dr I Wayan Bikin Suryawan, SpA K mengatakan bahwa peran kader posyandu di desa dalam menekan kasus pneumonia sangat penting.
"Peran kader posyandu inilah yang diharapkan mampu menekan angka kesakitan dan masalah pneumonia pada anak di desanya," ujar Wayan Bikin, dalam Seminar Awam Hari Pneumonia Sedunia, di Gedung Wisma Sabha Uthama, Kantor Gubernuran Bali Denpasar, Jumat.
Pihaknya mengajak seluruh kader posyandu di Denpasar yang hadir dalam acara seminar awam tersebut bersama-sama mencegah kasus tersebut sehingga kasus pneumonia anak tidak terus meningkat.
Hal serupa diungkapkan Ketua Panitia Hari Pneumonia Sedunia, dr Putu Siadi Purniti, SpA K, yang tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut mengatakan bahwa dengan melibatkan kader posyandu dan memberikan seminar pencegahan pneumonia itu mampu berperan aktif dalam mencegah penyakit itu.
"Peran kader posyandu inilah yang menjadi ujung tombak dalam pencegahan penyakit pneumonua di lingkungannya," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peran kader posyandu ini secara sukarela nantinya apabila ada mempunyai orang tua balita dan anak yang menunjukkan gejala itu dapat merujuk ke tenaga kesehatan terdekat.
Sebelum dirujuk ke rumah sakit balita atau anak yang mengalami gangguan pneumonia dapat diberikan obat penurun panas, minum air putih dan ASI.
Pihaknya mengharapkan kedepan para kader yang mengikuti seminar pneumonia ini dapat mendeteksi lebih awal.
"Jangan sampai tanda dan gejala pneumonia yang sudah cukup berat itu terjadi," katanya.
Selain itu, pihaknya menerangakan bahwa apabila ada timbul tanda dan gejala pneumonia anak di desanya tersebut peran kader posyandu menjadi sangat penting dalam pencegahan penyakit pneumonia anak.
Ia menerangkan untuk jumlah persentase pneumonia anak itu sulit untuk dideteksi. Namun, melalui kader yang sudah terbentuk di desa itu diharapkan dapat mendeteksi secara dini kasus tersebut.
Upaya lain untuk mendeteksi kasus pneumonia tersebut dapat dilakukan dengan penyuluhan dan mengecek status kesehatan anak oleh kader saat melakukan posyandu.
"Karena sudah dibekali pengetahuan tentang tanda dan gejala pneumonia itu kader dapat secara cepat melakukan penanganan dengan merujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Dengan diberikan pembekalan tentang pneumonia anak, lanjut dia, para kader ini akan lebih sigap dalam melakukan upaya pencegahan pneumonia anak.
"Deteksi dini ini sangat besar manfaatnya karena menekan angka kematian anak karena pneumonia," ujarnya. (WDY)