Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah segera menyederhanakan perizinan kapal
pesiar (cruise) dan kapal layar (yacht) sebagai salah satu program
prioritas pariwisata yang terkait dengan wisata bahari dan kemaritiman.
Untuk
kepentingan itu, Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo menggelar rapat
bersama Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Balairung Soesilo
Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata
Jakarta, Rabu.
"Kali ini kita membahas program prioritas
pariwisata termasuk apa yang menjadi peluang, kendala, dan upaya
pemecahan masalah di antaranya dengan penyerderhanaan perizinan kapal
pesiar (cruise) dan kapal layar (yacht) hal ini terkait dengan wisata
bahari dan kemaritiman," kata Indroyono.
Rapat itu juga membahas
sejumlah agenda penting yang menjadi prioritas bidang pariwisata yang
lain, termasuk mendorong upaya pembebasan visa ke sejumlah negara.
Sebelumnya
Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo juga menggelar rapat dengan Wakil
Presiden Jusuf Kalla untuk membahas program prioritas di masing-masing
kementerian teknis pariwisata, kelautan dan perikanan, energi dan sumber
daya meneral, serta perhubungan.
"Prioritas di bidang
pariwisata, antara lain meningkatkan promosi agar pariwisata Indonesia
lebih dikenal luas terutama dalam tiga hal berkaitan dengan `culture`
(kebudayaan), `nature` tentang alam, dan `hospitality`," kata
Indroyono.
Menpar Arief Yahya dalam paparannya melaporkan
kondisi pariwisata saat ini atau pada 2014 secara makro bahwa kontribusi
pariwisata terhadap PDB nasional sebesar 4,2 persen, devisa yang
dihasilkan mencapai Rp120 triliun, dan penciptaan lapangan kerja
sebanyak 8,7 juta orang.
Kondisi mikro, jumlah wisatawan
mancanegara (wisman) sebanyak sembilan juta wisman dan wisatawan
nusantara (wisnus) 250 juta wisnus.
Untuk daya saing,
pariwisata Indonesia menurut WEF (World Economic Forum) berada di
ranking 70 dunia. Kondisi itu, dalam lima tahun ke depan atau 2019 akan
ditingkatkan menjadi dua kali lipat.
Kontribusi pariwisata
terhadap PDB nasional akan menjadi delapan persen pada 2019, devisa yang
dihasilkan sebesar Rp240 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan
kerja.
Selain itu, target kunjungan wisman akan menjadi 20 juta
wisman dan wisnus naik menjadi 275 juta orang, serta daya saing
pariwisata Indonesia akan meningkat berada di ranking 30 besar dunia.
Ia
menjelaskan "nature" dikembangkan dengan produk wisata bahari, wisata
ekologi, dan wisata petualangan, sedangkan "culture" dikembangkan dalam
wisata "heritage" dan religi, wisata kuliner dan belanja, serta wisata
kota dan desa.
Selain itu, katanya, dikembangkan wisata MICE dan Event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpatu (integreted resort) .
Menurut
data Pusdatin Kemenpar yang diambil dari hasil survei PES (passenger
exit survey) 2013, ada lima besar produk wisata sebagai kontributor
kunjungan wisman, yakni wisman yang melakukan wisata belanja dan kuliner
(80 persen), wisata religi dan "heritage" (80 persen), wisata bahari
(35 persen), wisata MICE (25 persen), dan wisata olah raga (5 persen).
"Dengan
semakin mudahnya aksesibilitas dan konektivitas ke depan kontribusi
wisata bahari dalam menarik kunjungan wisman ke Indonesia akan
meningkat," kata Arief Yahya.
Melalui penyederhanaan perizinan
kapal layar (yacht) yang diiimplementasikan dalam CAIT (Clearance
Approval to Indonesian Territory) lewat "online one stop service"
misalnya, diharapkan jumlah kunjungan kapal yacht ke perairan Indonesia
akan meningkat signifikan. Bila saat ini hanya sektiar 750 yacht menjadi
1.500 yacht.
Pada kesempatan itu, Menpar Arief Yahya
menyampaikan kendala yang dihadapi pariwisata Indonesia, di antaranya
infrastruktur pariwisata, infrastrutur ICT, aksesibilitas (conectivity,
seat capacity dan direct flight) serta regulasi di antaranya masalah
visa.
"Kita merencanakan jumlah fasilitas bebas visa kepada
wisman akan kita tingkatkan. Saat ini Indonesia memberikan fasilitas
bebas visa kepada 15 negara, sedangkan Thailand sebanyak 56 negara dan
Malaysia sebanyak 164 negara," kata Menpar Arief Yahya. (WDY)
Pemerintah Sederhanakan Izin Cruise dan Yacht
Rabu, 5 November 2014 11:45 WIB