Nusa Dua (Antara Bali) - Indonesia perlu membenahi infrastruktur bandara di Tanah Air khususnya bandara kecil yang tersebar di sejumlah daerah menjelang pemberkaluan pasar tunggal penerbangan ASEAN 2015.
"Dunia penerbangan Indonesia bertumbuh sangat pesat, dibutuhkan infrastruktur bertaraf internasional, termasuk bandar udara modern dan berkelas dunia," kata Dirut Angkasa Pura I Tommy Soetomo usai pembukaan Seminar "Airport Council International (ACI) Asia-Pacific di Nusa Dua, Selasa.
Menurut dia, selain infrastruktur, pihaknya juga berpacu dengan peningkatan pelayanan serta penelitian yang berperan dalam meningkatkan performa bandara di Tanah Air.
Peningkatan lalu lintas penumpang pesawat udara, kata dia, mengalami peningkatan yang signifikan selama 10 tahun terakhir khususnya di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Bandara-bandara kecil biasanya memiliki infrastruktur yang belum optimal dan membutuhkan transformasi menyeluruh dengan rata-rata penumpang mencapai di bawah lima juta orang per tahun.
Sedangkan tahun 2015, Indonesia dihadapkan dengan kebijakan pasar penerbangan tunggal ASEAN serta "Global Open Skies" pada tahun 2025.
Sehingga hal tersebut secara langsung mempengaruhi bandara terutama bandara dengan kapasitas kecil atau "small airport" itu.
Corporate Secretary Angkasa Pura Farid Indra Nugraha menambahkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 200 bandara mulai kapasitas besar dan kecil dengan 26 bandara di antaranya di kelola oleh Angkasa Pura I dan II.
Sedangkan sisanya merupakan bandara yang dikelola berdasarkan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Bandara yang dikelola pemerintah seperti bandara perintis dan kecil rencananya akan dilepas oleh pemerintah untuk dikelola swasta. Inilah momennya bahwa Indonesia bisa menyajikan potensi agar bisa dilirik investor," katanya.
Sejumlah bandara besar yang bisa menampung kapasitas penumpang di atas lima juga per tahun saat ini tengah dalam tahap pengembangan sejak beberapa tahun terakhir di antaranya bandara di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Bandara Juanda di Surabaya, Balikpapan, Manado dan Bandara Ngurah Rai dan beberapa bandara yang pengembangannya juga dikelola oleh investor asing.
Sementara itu terkait pertemuan ACI Asia Pasifik, tantangan-tantangan bandara kecil menjelang kebijakan pasar tunggal penerbangan ASEAN dan "Global Open Skies" menjadi salah satu tema bahasan yang didiskusikan oleh sedikitnya 21 pengelola bandara di kawasan Asia Pasifik, 20-22 Oktober 2014 di Nusa Dua.
Direktur Ekonomi dan Pengembangan ACI World Rafael Echeevarne mengatakan bahwa bandara-bandara kecil memiliki tantangan tersendiri untuk berkembang terutama dari segi finansial.
"Mereka mau tidak mau harus bersaing dengan bandara-bandara besar dalam menghadapi kebijakan tersebut," ucapnya. (WDY)
Indonesia Benahi Infrastruktur Bandara Jelang ASEAN 2015
Selasa, 21 Oktober 2014 15:15 WIB