Tanjung Pandan (Antara Bali) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) (Persero) tengah berfokus pada upaya mempromosikan berbagai destinasi wisata bahari Nusantara melalui pengoptimalan kapal penumpangnya.
Selain KM Kelud yang akan diluncurkan pada 7 November mendatang sebagai kapal wisata, Pelni pun mulai melirik potensi kapal penumpang lainnya, salah satunya KM Lawit.
Direktur utama PT Pelni (Persero), Sulistyo Wimbo Hardjito, pada Sabtu (18/10) lalu mengungkapkan, sekalipun belum dapat memastikan, pihaknya berencana memanfaatkan KM Lawit untuk ikut mempromosikan Belitung yang menjadi rute perjalanan kapal sebagai destinasi wisata bahari.
"Ada rencana semacam "Let's go Belitung", tetapi belum ditentukan kapalnya, sekarang masih disurvei dulu, pakai Lawit ini dilihat dulu potensinya," kata dia.
KM Lawit melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok - Tanjung Pandan/Tanjung Batu (Belitung) - Pontianak - Semarang - Surabaya - Pontianak - Tanjung Pandan/Tanjung Batu - Tanjung Priok. Dalam 12 hari perjalanannya sejak pelabuhan keberangkatan (Tanjung Priok), kapal ini bersandar di Pelabuhan Tanjung Batu (Belitung) sebanyak dua kali.
KM Lawit memiliki kapasitas penumpang sekitar hampir 1000 orang, yang terbagi menjadi tiga kelas. Kelas I sebanyak 14 orang yang terbagi atas tujuh kamar, kemudian kelas 2 berjumlah 40 orang serta sisanya merupakan kelas ekonomi.
Berbagai fasilitas yang terdapat di atas kapal ini di antaranya, ruang tidur (kelas ekonomi berada di dek 3, 4 dan 5. Sementara kelas 1 dan 2 berada di dek 5). Kemudian, toilet (dua buah di kelas ekonomi berada di dek 2), cafetaria (dek 7), restoran (dek 5), ruang makan, mushola (dek 6), poliklinik, bioskop (untuk menampung 16 orang).
Terkait fasilitas di atas kapal, Wimbo mengatakan, KM Lawit membutuhkan berbagai perbaikan yang sifatnya hampir menyeluruh.
"Kapal itu (KM Lawit) perlu pertolongan. Hampir tidak ada yang tidak menjadi masalah, mulai dari ac (penyejuk udara) yang tidak siap, toilet, wastafelnya tidak ada, vinyl, gorden," ujar dia.
Di samping perbaikan fasilitas, Wimbo mengungkapkan, akan menambah sejumlah fasilitas kapal seperti arena bermain anak, minigym, bioskop dengan kapasitas yang lebih besar dan terjangkau.
Kemudian, Wimbo menyoroti soal kesiapan ABK dalam melayani penumpang. Menurut dia, para ABK harus dibekali konsep keramahtamahan.
Sementara itu, soal pelayanan, Neni (32) dan Acin (30) penumpang kelas ekonomi, cukup merasa puas. Acin, yang telah tiga kali berangkat menggunakan KM Lawit dari Pelabuhan Dwikora Pontianak mengatakan saat ini selain makanan yang ditawarkan lebih enak, cara penyajiannya pun ia katakan lebih layak.
"Sekarang sudah pakai kotak, kalau dulu cuma pakai piring stainless yang putih. Kita mengantri dulu lalu dibagikan satu-satu," kata dia kepada ANTARA News.
Lebih lanjut Wimbo berharap, semua para penumpang, apapun alasannya mempergunakan kapal sebagai alat transportasinya dapat memiliki pengalaman berlayar, lebih dari sekedar menaiki kapal penumpang.
"Antara orang-orang yang naik cruise dan penumpang kapal biasa ada persamaaan, sama-sama punya waktu. Bedanya, yang satu kepepet karena punya duit yang satu lagi punya duit. Untuk orang yang kepepet, saya menginginkan mereka bisa dapatkan kenyamanan," kata dia.(WDY)