Negara (Antara Bali) - Pendaftar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kategori mandiri, atau yang membayar premi di Kabupaten Jembrana masih kecil dibandingkan daerah lain.
"Kesadaran masyarakat untuk mendaftar sebagai klien JKN mandiri masih kurang, padahal kami terus melakukan sosialisasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Putu Suasta, MKes, di Negara, Rabu.
Menurutnya, masyarakat baru mendaftar saat sudah sakit, sementara tanggungan biaya pengobatan dari Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) terbatas.
"Seluruh masyarakat Bali memang sudah ditanggung JKBM, tapi jangkauan layanannya tidak seluas JKN. Saat membutuhkan pelayanan yang lebih dari JKBM, baru masyarakat yang sakit mau mendaftar sebagai peserta JKN," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan membayar premi sesuai kelas perawatan yang diinginkan, banyak keuntungan diperoleh peserta JKN, karena mereka bisa berobat di seluruh rumah sakit umum di Indonesia.
"Contohnya, kita bepergian kemana saja kemudian sakit, tidak perlu bingung biaya berobat kalau memegang kartu JKN," katanya.
Pelayanan lainnya bagi peserta JKN mandiri, mereka bisa memilih kelas perawatan di atas premi yang dibayarkan, dengan syarat membayar tambahan biaya selama dirawat.
Menurutnya, tambahan biaya perawatan di kelas yang lebih tinggi dari premi yang dibayarkan, tidak terlalu besar, apalagi bagi peserta JKN kelas satu yang ingin dirawat di VIP.
"Kalau JKBM, atau JKN tanpa premi khusus untuk warga miskin, mereka hanya bisa dirawat di kelas tiga, tidak bisa minta kelas diatasnya," katanya.
Untuk meningkatkan jumlah peserta JKN mandiri, ia mengaku, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BPJS selaku pengelola JKN.(GBI)