Jakarta (Antara Bali) - Presiden Terpilih Joko Widodo yang bakal memimpin
pemerintahan mendatang diharapkan dapat pula memimpin Republik Indonesia
menuju Negara Maritim yang berdaulat sepenuhnya dengan lebih
memperhatikan aspek kelautan nasional.
"Kita meminta Presiden dan
Wakil Presiden Terpilih memimpin bangsa dan negara ini menuju Negara
Maritim yang mampu memanfaatkan, mengelola, menguasai dan menegakkan
kedaulatan di laut kita," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut
Hutagalung, Minggu.
Menurut Saut, arah kebijakan Pemerintahan
yang baru 2014-2019 sudah jelas yaitu akan mengubah paradigma
pembangunan berorientasi ke laut tanpa meninggalkan pembangunan di
daratan.
Hal itu, ujar dia, antara lain karena kontribusi
pembanqunan di daratan selama ini sanqatlah besar dan peran ini terus
akan dioptimalkan ke depan.
"Memenuhi kebutuhan pembangunan ke
depan sangat sulit hanya bertumpu pada peran pembangunan di daratan.
Kodrat kita sebagai Negara Kepulauan merupakan potensi ekonomi yang luar
biasa demikian juqa potensi bidang kehidupan lainnya," katanya.
Ia
memaparkan, Indonesia yang terdiri atas 30 persen daratan dan 70 persen
lautan dengan posisi geografis di antara dua benua serta dua samudera
merupakan berkah sekaligus modal pembangunan yang besar.
Tantangan
utama, menurut dia, adalah bagaimana memberikan masukan terbaik agar
program yang akan disusun sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional
ke depan dengan mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan
seoptimal mungkin untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
"Laut
kita bukanlah laut yanq masih perawan tetapi sudah dimanfaatkan selama
ini. Terdapat 24 undang-undang yang mengatur kelautan dan kewenangan
menqatur dan mengelola sudah dibaqi habis ke beberapa kementerian,"
katanya.
Padahal, tegas Saut, pembangunan kelautan bersifat
multidimensi yang memerlukan pendekatan multisektoral dan banyak pula
terdapat beragam pemangku kepentingan di dalamnya.
Untuk itu,
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP mensyukuri RUU
Kelautan yanq saat ini dalam proses pembahasan final oleh DPR, DPD dan
Pemerintah di DPR-RI beserta aturan pelaksanaannya nantinya diharapkan
menjadi payung guna memberi landasan bagi penguatan sinergi dalam
pembanqunan kelautan ke depan.
Sebelumnya, Koalisi Rakyat untuk
Keadilan Perikanan (Kiara) mendesak RUU Kelautan mesti dapat
menghilangkan ego-sektoral antarkementerian mengingat RUU tersebut
terkait dengan banyak fungsi dan kewenangan yang terdapat di beragam
instansi pemerintahan
"RUU Kelautan harus hilangkan ego-sektoral," kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim di Jakarta, Jumat (26/9).
Menurut
Abdul Halim, indikator dari tepat atau tidaknya RUU Kelautan dapat
dilihat jika aturan perundangan tersebut bisa mengatasi pengelolaan
sumber daya laut yang selama ini terkesan ego-sektoral.
RUU
Kelautan yang dijadwalkan akan disahkan Senin (29/9) berfokus pada tujuh
sektor utama yaitu perhubungan laut, industri maritim, perikanan,
pariwisata bahari, energi dan sumber daya mineral, bangunan kelautan,
serta jasa kelautan.
"Egosektoral di bidang kelautan adalah
persoalan kronis yang harus dipastikan teratasi dengan lahirnya UU
Kelautan," katanya. (WDY)
Jokowi Diharapkan Pimpin Indonesia Menuju Negara Maritim
Minggu, 28 September 2014 13:22 WIB