Jakarta (Antara Bali) - Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas)
Sigit Pramono menilai institusi pemerintah dapat menjadi pelopor dalam
bersikap bijak terhadap suku bunga deposito yang ditawarkan oleh
bank-bank di Tanah Air.
"Seharusnya memang institusi yang
berkaitan dengan pemerintah seperti BUMN menjadi pelopor dengan tidak
mengejar suku bunga yang lebih tinggi sehingga tidak mudah memindahkan
dana dari satu bank ke bank lain," ujar Sigit ditemui di sela seminar
internasional Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Selasa.
Menurut
Sigit, perburuan deposan mencari bank yang berani menawarkan suku bunga
deposito tinggi, mengakibatkan terjadinya perang suku bunga deposito
yang jika dibiarkan dapat memberikan dampak yang tidak sehat bagi
perbankan.
"Kami berharap perilaku (mencari suku bunga deposito
tinggi) tersebut dapat ditertibkan. Karena institusi besar memburu suku
bunga yang lebih tinggi bisa menyebabkan keadaan memburuk," kata Sigit.
Sigit
menuturkan bank-bank akan saling berebut untuk mempertahankan
likuiditasnya masing-masing dengan rela memberikan suku bunga deposito
yang lebih bersaing kepada deposan-deposan besar.
"Bagi bankir, likuiditas itu sangat penting. Tanda-tanda seperti ini harus kita sikapi dengan baik," ujar Sigit.
Sebelumnya,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta sejumlah bank besar yang masuk
kategori BUKU III (modal inti Rp5 triliun-Rp30 triliun) dan BUKU IV
(modal inti di atas Rp30 triliun) untuk menghentikan perang suku bunga
deposito.
OJK menilai perang suku bunga antarbank-bank besar
tersebut sudah tidak sehat karena sejumlah bank memberikan suku bunga
deposito di atas tingkat bunga penjaminan LPS atau di atas 7,75
persen. (WDY)
Perbanas Minta Bunga Deposito Perbankan Disikapi Bijak
Selasa, 23 September 2014 14:33 WIB