Yogyakarta (Antara Bali) - Menteri dalam kabinet pemerintahan periode
2014-2019 sebaiknya tidak harus tokoh populer melainkan yang dapat
mengutamakan profesionalitas, kata pengamat politik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Tulus Warsito.
"Tidak harus dari tokoh yang sudah populer, bisa saja sama sekali
tidak dikenal publik namun benar-benar bisa bekerja dan menjunjung
tinggi profesionalitas," kata Tulus di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, banyak tokoh yang sebetulnya memiliki potensi besar
dan mampu bekerja serta menguasai bidangnya, namun tidak populer hingga
saat ini.
"Yang terpenting perlu dilihat postur keilmuannya, penguasaan bidang, pola kerja dan integritasnya," kata dia.
Ia juga berpendapat bahwa pembantu kabinet mendatang adalah yang
dapat menyesuaikan dengan pola kerja Joko Widodo apabila nantinya resmi
dilantik menjadi presiden.
"Cara kerja Jokowi kami perkirakan tidak jauh berbeda dengan saat
di Solo dan Jakarta. Menteri harus yang dapat menyesuaikan dengan pola
kerjanya," kata dia.
Sementara itu, terkait kemungkinan adanya perdebtan calon menteri
diambil dari partai politik, menurut dia, tidak masalah, asalkan tetap
dapat menekankan profesionalitas.
"Dari partai politik atau bukan, tidak masalah. Yang penting bisa
menjalankan tugas seperti dalam kontrak politik," kata dia. (WDY)
Menteri Pemerintahan Baru Tidak Harus Populer
Kamis, 7 Agustus 2014 10:15 WIB