Negara (Antara Bali) - Jalan ke proyek abrasi di Desa Cupel, Kabupaten Jembrana diblokir 3 jam, oleh Haedori beserta anak buahnya, Senin (21/7) malam, yang mengaku sebagai penyuplai batu-batu besar untuk proyek tersebut.
"Saya terpaksa melakukan ini, karena batu yang saya datangkan dengan nilai sekitar Rp500 juta belum dibayar oleh pemborong. Padahal saya juga dikejar-kejar anak buah saya, yang membutuhkan uang untuk lebaran," katanya.
Pantauan di lokasi, Haedori yang merupakan warga setempat, datang bersama belasan anak buahnya, yang ia perintahkan untuk memasang portal dari buis diisi cor, di jalan tempat keluar masuknya truk proyek yang digarap PT Arsa Buana Manunggal (ABM) ini.
Di sela-sela mengawasi anak buahnya memasang portal tersebut, ia mengatakan, pada siang hari ia sudah menghubungi pihak pemborong lewat Ketut Romansa, untuk menagih pembayaran batu yang ia suplai.
"Beberapakali kami hanya dijanjikan pembayaran. Tadi saya bilang, kalau sampai pukul 16.00 wita, pembayaran belum dilakukan, jalan akan saya tutup sementara," ujarnya.
Menurutnya, ia melakukan hal tersebut, agar pemborong tidak mempermainkannya, mengingat sudah 1,5 bulan mereka menunggak pembayarannya.
"Beberapa hari lalu kami memang diberi uang oleh Pak Romansa, tapi hanya Rp50 juta. Dibandingkan dengan tunggakan serta kebutuhan kami, itu sangat tidak mencukupi," katanya.
Ia bertambah marah, saat Romansa mengaku, termin proyek tersebut sudah turun dari pemerintah, tapi dirinya hanya diberikan Rp1 miliar oleh PT ABM untuk biaya seluruh kebutuhan proyek.
Setelah sempat diportal mulai pukul 20.00 wita, Haedori akhirnya bersedia membuka kembali jalan tersebut sekitar pukul 00.00 wita, setelah aparat dari Polsek Negara, Perbekel atau Kepala Desa Cupel serta perwakilan pemborong melakukan negoisasi.
Kepala Desa atau Perbekel Cupel, Usman, saat dikonfirmasi Jumat mengatakan, siang ini pihak-pihak terkait baik dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, maupun pemborong akan datang untuk menyelesaikan masalah ini.(GBI)