Jakarta (Antara Bali) - Jumlah wisatawan Indonesia ke Zimbabwe meningkat selama libur
Ramadhan dan Idul Fitri, yang menunjukkan cakupan kerja sama kedua
negara di bidang pariwisata besar, kata Duta Besar Zimbabwe untuk
Indonesia Alice Mageza di Jakarta, Jumat.
"Saya senang jumlah wisatawan Indonesia ke Zimbabwe secara bertahap
meningkat sebagai hasil kegiatan bersama antara kedutaan dan para
operator Wisata Outbond dari Indonesia," kata Dubes Mageza.
Kedubes Zimbabwe mencatat lebih 300 wisatawan Indonesia mengunjungi
negara itu dan beberapa negara tetangganya selama kurun waktu tersebut.
Dia memberikan keterangan tersebut ketika bertemu dengan sejumlah
wartawan yang tergabung dalam Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia
(PJMI), mahasiswa dan komunitas lain sehubungan dengan forum "Ramadhan
Dialogue Series" dengan duta besar dari empat negara Afrika yang
bertugas di Indonesia.
PJMI bekerja sama dengan Pusat Kajian Asia Tenggara (CSEAS)
Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah menyelenggarakan
forum tersebut.
Anggota DPR dari Komis I, Ir. H. Muhammad Najib, B. Dharmawan dari
Kementerian Luar Negeri, Direktur Eksekeutif CSEAS Indonesia, Dr Arisman
dan Ketua PJMI Mohammad Anthoni hadir dalam acara tersebut.
Para turis Indonesia mengunjungi Air Terrjun Victoria, salah satu
dari tujuh keajaiban dunia, yang telah menjadi target pemasaran para
operator tersebut.
"Para wisatawan Indonesia yang mengunjungi Air Terjun Victoria terus
meningkat tiap tahun dan jumlah pengunjungnya dari negara-negara lain
meningkat juga," kata Dubes Mageza.
Menurut dia, Zimbabwe juga memiliki daerah tujuan wisata lain yang
menarik bagi wisatawan Indonesia seperti Taman Nasional Hwange yang
merupakan habitat bagi gajah, singa, badan dana macan.
Sementara itu Muhammad Najib mengatakan kedua negara harus memperkuat hubungan khusunya di bidang ekonomi dan perdagangan.
"Para pengusaha dapat bekerja sama membangun sinergi untuk
keuntungan bersama dengan memanfaatkan kebijakan Lihat Timur Zimbabwe,"
kata Najib.
Menurut dia, perlu waktu bagi kedua negara tersebut untuk meningkatkan perdagangannya.
Tiongkok dan India, dua raksasa ekonomi, telah memainkan peran
penting dalam kebikan Lihat Timur Zimbabwe dan membuat kebijakan
tersebut, yang memberikan prioritas bagi investor dari belahan timur
dunia, menjadi realitas.
Mengenai hubungan ekonomi dan perdagangan Zimbabwe dan Indonesia,
Dubes Mageza mengatakan, terus tumbuh kendati belum ada perjanjian
perdagangan formal. Arus perdagangan kedua negara signifikan dalam
periode 1999-2000 sebelum negara-negara Barat memberlakukan sanksi atas
Zimbabwe.
Tambakau dan kapas masih merupakan komoditas ekpor dari Zimbabwe ke Indonesia kendati volumenya saat ini kecil.
"Zimbabwe berpotensi besar memasok gula, kacang kedela dan daging ke Indonesia," kata dia.
Zimbabwe juga mengekspor ke Indonesia besi dan baja serdangkan
impornya ilah karet mentah, asam lemak, tektil, mesin dan perlatan
transportasi.
Dia juga menawarkan para pengusaha Indonesia untuk menanam modalnya dalam industri tekstil di Zimbabwe.
"Ini akan membantu mereka mengambil manfaat dari pengalaman yang
dimilikinya dalam industri tekstil guna menembus pasar duty free pasar
regional di Afrika bagian selatan," katanya.
Pasar tersebut berasal dari 15 negara yang membentuk komunitas
ekonomi regional yang disebut Komunitas Pembangunan Afrika Bagian
Sealatan (SADC) yang tujuannya seama dengan ASEAN. (WDY)
Dubes: Jumlah Wisatawan Indonesia ke Zimbabwe Meningkat
Sabtu, 19 Juli 2014 11:36 WIB