Malang (Antara Bali) - Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur menciptakan
alat pelapor yang diberi nama "Emergency Reporter on Underwear" (ERROR)
untuk para Tenaga Kerja Indonesia yang rentan terhadap kasus kekerasan.
Ketua tim peneliti alat pelapor ERROR Hanifah R, Jumat, mengemukakan
alat tersebut menggantikan fungsi telepon genggam atau alat komunikasi
lainnya yang lebih efisien.
Bedanya, ERROR lebih cepat memberikan
informasi jika terjadi sesuatu pada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) karena
langsung terhubung dengan pusat data (server).
"Seringkali alat komunikasi para TKI kita dirampas oleh majikan mereka, bahkan kalaupun bisa menggunakan handphone
juga sangat terbatas, apalagi kalau dikaitkan sebagai alat pertolongan
ketika TKI bersangkutan mengalami kekerasan fisik atau penganiayaan,"
tegasnya.
Error tersebut digagas oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian
(FTP), yaitu Hanifah R, Deviana Hadriati dan Ema Lutviana yang bekerja
sama dengan mahasiswa Fakultas Teknik (FT), yakni Ahmad F. Irfan
Maulana dan Septian Sanjaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa DIKTI
bidang Karsa Cipta (PKM-KC).
Lebih lanjut Hanifah mengatakan Error merupakan alat pelapor yang posisinya terpasang pada underwear (pakaian dalam), sehingga bersifat tersamarkan.
Error
juga dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) serta Real Time
Clock (RTC) yang terhubung langsung ke server untuk melaporkan posisi
korban secara real time.
Korban, katanya, cukup memencet tombol pada alat yang telah tertanam di underwear ketika keadaan terdesak dan secara otomatis alat akan menginformasikan pada server, sehingga bantuan akan lebih cepat.
"Kami sangat prihatin karena handphone kan bisa dirampas majikan, nah ERROR yang tertanam di underwear ini
diharapkan mampu meminimalkan perampasan itu karena terletak di tempat
yang tidak kelihatan kasat mata. Jadi relatif lebih aman," ujarnya.
Ia mengaku ERROR sudah diuji coba di Malang, Batu, serta Pasuruan dan berfungsi dengan baik.
ERROR
terbukti dapat melaporkan koordinat posisi pengguna secara tepat dan
akurat serta tidak terbatas oleh dimensi ruang dan jarak.
Berdasarkan uji coba tersebut, kata Hanifah, alat ini mampu berfungsi baik meskipun berada di lokasi yang jauh dari server.
"Sesuai
dengan prinsip GPS yang mampu melaporkan koordinat posisi objek dimana
saja, alat kami juga mampu melaporkan posisi pengguna dari mana saja,
bahkan meski berada di luar negeri, asalkan lokasinya masih tercakup
satelit GPS tidak ada hambatan," tegasnya.(WDY)
Mahasiswa Unibraw Ciptakan "ERROR" untuk Perlindungan TKI
Jumat, 11 Juli 2014 14:34 WIB