Mataram (Antara Bali) - Kementerian Pertanian mendorong perkembangan sentra pengemasan guna meningkatkan daya saing produk hortikultura.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura, yang cenderung mudah rusak, bisa ditingkatkan melalui diversifikasi produk olahan serta penerapan teknologi untuk memperpanjang masa simpan.
"Potensi hortikultura cukup besar namun terdapat beberapa kendala, antara lain produknya bersifat musiman sehingga harga menjadi fluktuatif," katanya saat menyampaikan sambutan dalam Pertemuan Nasional Hortikultura di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu.
Rusman mengatakan kemasan sering menjadi kendala produk hortikultura dalam negeri menembus pasar modern maupun ekspor.
Selanjutnya, ia mengatakan, produk olahan hortikultura yang sebagian besar diproduksi di pedesaan harus bisa memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang dipersyaratkan pasar.
Rusman menyebutkan 372 unit sentra pengemasan di 300 kabupaten-kota sudah dibangun selama 2010-2014, lima unit di antaranya dibangun tahun 2013 di Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat.
Tahun ini dibangun lagi delapan sentra pengemasan.
"Dengan difasilitasinya rumah sentra pengemasan maka unit pengolahan hortikultura milik kelompok dapat membeli kemasan yang sesuai, baik dari aspek perlindungan produk, maupun dari segi estetikanya," katanya.
"Hal ini harus kita perjuangkan terus guna mengisi peluang pasar yang cukup besar, baik pasar domestik maupun pasar internasional," katanya.
Ia mengharapkan Asosiasi Pengolah Hortikultura mendukung upaya itu lewat fasilitasi, pemasaran, promosi, informasi pasar dan teknologi. (WDY)
Pemerintah Dorong Perkembangan Sentra Pengemasan Hortikultura
Sabtu, 21 Juni 2014 14:26 WIB