Denpasar (Antara Bali) - Harga kakao di tingkat petani di Bali mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi seharga Rp37.100 per kg jenis Fermented dan Rp34.600 per kg jenis asalan pada Minggu III Juni 2014.
Kondisi itu jika dibandingkan dengan akhir Desember 2013 baru seharga Rp30.500 per kg dan Rp28.000 per kg asalan, kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali, I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, lancarnya perdagangan kakao hasil petikan dari perkebunan rakyat daerah ini, baik di dalam maupun ke luar negeri, sehingga mendorong petani setempat bergairah mengembangkan tanaman perkebunan jenis kakao.
Tanaman perkebunan kakao rakyat di daerah ini berada di semua kabupaten kecuali Denpasar, data terakhir menghasilkan sebanyak 5.156 ton atau bertambah dari sebelumnya hanya 4.941 ton dan dengan lancarnya perdagangan tersebut dengan harga yang lebih baik maka pendapatan petani akan naik.
Bali yang memiliki lahan perkebunan relatif sedikit, memanfaatkan untuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi tentu dengan harapan mampu menambah penghasilan pekebun yang lebih mensejahterakan seperti halnya kopi, vanili, cengkeh termasuk tanaman mete.
Dewa Made Buana mengatakan, ada tiga kabupaten yang mengembangkan tanaman kakao yang cukup potensial di daerah ini yakni petani pekebun di Kabupaten Jembrana 6.227 ha, menyusul Tabanan seluas 5.063 hektare, Buleleng 1.258 ha sisanya di Badung, Klungkung, Bangli dan Karangasem.
Kakao hasil petikan petani daerah ini mulai memasuki pasar ekspor diharapkan akan menggairahkan pekebun untuk berproduksi tentu dengan harga yang lebih baik seperti yang ada terakhir ini sehingga meningkatkan kesejahteraannya.
Sementara itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat realisasi ekspor kakao hasil petani Bali enam bulan akhir 2013 tercatat 4.653 ton seharga 377.930 dolar AS dengan pemasarannya memasuki delapan negara konsumen.
Amerika Serikat tercatat pembeli terbanyak yakni 609.718 kg seharga 197.951 dolar AS, menyusul Australia membeli 3.507 ton bernilai 93.213 dolar, diurutan ketiga adalah Inggeris membeli 343 ton seharga 43.233 dolar AS.
Sementara sisanya dikapalkan ke Jerman, Filandia, Jepang dan Malaysia. Lancar perdagangan hasil perkebunan untuk bahan baku pabrik makanan itu diharapkan mengangkat penghasilan petani perkebunan di Bali. (WDY)
Harga Kakao di Tingkat Petani Bali Rp37.100/kg
Kamis, 19 Juni 2014 14:20 WIB