Padang (Antara Bali) - Sebanyak 18 titik di wilayah perairan Indonesia rentan terjadi
aksi pencurian ikan demikian dikatakan Ketua Dewan Pembina KNTI, Riza
Damanik, di Padang, Sabtu.
"Berdasarkan data Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI)
aksi pencurian ikan terjadi 18 titik di wilayah perairan Indonesia,"
kata Riza.
Ia menjelaskan, KNTI mencatat tidak sedikit kapal-kapal asing memasuki perairan Indonesia melakukan aksi pencurian ikan.
"Praktik ini jelas merugikan negara dalam menjaga kelestarian
ekosistem laut dan keberlanjutan sumber pangan perikanan," ujarnya.
Pemerintah harus memperhatikan kasus pencurian ikan yang selama ini
terjadi, karena laut Indonesia itu seperti rumah orang kaya yang
ditinggal penghuninya sehingga dapat dicuri isinya oleh siapa pun.
"Aksi pencurian ikan juga terjadi di sejumlah titik perairan lainnya
yang mengakibatkan kerugian negara setiap tahun mencapai Rp30 triliun,"
kata Riza Damanik.
Ia mengatakan, pemerintah harus mencegah dan menghentikan pencurian
ikan dengan strategis kesejahteraan, yakni menggeser 1.000 armada
perikanan rakyat dengan bobot 50-100 GT menangkap di Zone Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEEI) dan laut lepas.
Pemerintah juga harus
membangun pelabuhan perikanan rakyat di wilayah Indonesia bagian timur
sebagai upaya distribusi kesejahteraan dan memperkuat sistem logistik
hulu-hilir nasional.
"Berdasarkan fakta yakni 80 persen pelabuhan perikanan masih berada
di wilayah Indonesia bagian barat, industri pengolahan ikan terpusat di
Pulau Jawa, sedangkan bahan atau kekakayaan ikan melimpah di kawasan
Indonesia bagian timur," pungkasnya. (WDY)
18 Titik Perairan Indonesia Rawan Pencurian Ikan
Minggu, 15 Juni 2014 7:55 WIB