Tabanan (Antara Bali) - Dua nelayan asal Kabupaten Tabanan, I Made Sudira dan I Made Sandiyasa, hilang saat melaut di Pantai Selatan Bali setelah perahu yang ditumpangi dihantam ombak besar, Kamis.
"Sampai saat ini pencarian terhadap dua nelayan yang hilang siang tadi itu masih kami lakukan," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Kabupaten Tabanan Ir I Nyoman Wirna Ariwangsa MM saat ditemui di Pantai Yeh Gangga, Tabanan, Kamis.
Disebutkan, dua nelayan yang hilang merupakan warga Banjar Pasut, Desa Tibubiyu, Kecamatan Kerambitan. Keduanya hilang saat pergi melaut sekitar pukul 11.45 Wita.
Sementara di sela-sela upaya pencarian siang itu sekitar pukul 13.00, perahu yang dipakai kedua nelayan tersebut ditemukan terdampar di Pantai Pasut dalam kondisi hancur dan tanpa mesin tempel.
Tim SAR gabungan terdiri atas Polair Polda Bali, Brimobda Polda Bali dan Basarnas Denpasar, kini terus melakukan pencarian di sekitar Pantai Yeh Gangga, dibantu masyarakat setempat.
Informasi dihimpun di lapangan menyebutkan, kedua nelayan malang itu merupakan anggota Kelompok Segara Nadi 2 Desa Tibubiyu.
"Keduanya menggunakan perahu dengan mesin tempel bantuan dari pemerintah. Meski saat itu kondisi ombak cukup besar, namun kedua nelayan itu nekat melaut," kata Ariwangsa didampingi Humas Diskanlut Tabanan Agus Rochdianto.
Saat mereka melaut, tiba-tiba ombak besar datang menghantam dan membalikkan perahu. Kedua nelayan yang tidak menggunakan baju pelampung, diduga terpental dan tenggelam terseret arus.
Terkait kejadian tersebut, Ariwangsa mengimbau agar untuk sementara waktu nelayan di Kabupaten Tabanan tidak melaut dulu. "Ombak di laut selatan Tabanan tergolong besar dengan ketinggian berkisar 2 sampai 4 meter," katanya.
Menurut dia, munculnya angin kencang dan ombak besar yang terjadi belakangan ini merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi pada musim pancaroba. "Pada musim pancaroba seperti saat ini, biasanya angin bertiup kencang dan ombak besar. Hal ini merupakan siklus tahunan," katanya
Dikatakan, bila tetap mau melaut, nelayan harus melihat kondisi ombak dan gunakan baju pelampung yang telah dibagikan kepada seluruh nelayan di Tabanan.
Ia menyarankan saat tidak melaut, para nelayan bisa memperbaiki jaring, jukung, membuat bubu atau mengerjakan pekerjaan lainnya sebagai petani atau buruh.
Agus Rochdianto menambahkan, pihaknya saat ini sudah menginformasikan tentang prakiraan tinggi ombak selama seminggu ke depan di akun facebook Diskan Tabanan.
"Pada akun facebook Diskan Tabanan, kami punya jaringan ke www.dkp.go.id yang menginformasikan prakiraan tinggi ombak selama sepekan mendatang," katanya. (*)