Semarapura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali, mengantisipasi penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur, dengan memperketat pengawasan terhadap penduduk pendatang.
"Kami menginstruksikan kepada `bendesa` (kepala desa adat) terhadap penduduk pendatang untuk mengantisipasi eksodus dari Dolly," kata Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta di Semarapura, Jumat.
Menurut dia, kewaspadaan itu penting untuk meminimalkan merebaknya wabah HIV/AIDS di daerah yang dikenal dengan sebutan "Bumi Serombotan" itu.
"Sampai saat ini HIV/AIDS telah membunuh 19 warga kami," kata Kasta yang juga Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Klungkung itu.
Ia tidak ingin daerahnya menjadi semacam tempat pelarian para pekerja seks komersial untuk membuka praktik setelah lokalisasi Dolly ditutup.
"Beberapa kepala daerah di Bali memang sudah memprediksi adanya pelarian PSK dari Dolly itu," ujarnya. (M038)