Kenshi Bali tidak Bisa Bertarung di PON Riau

Denpasar (Antara Bali) - Kanshi andalan Bali Suata kemungkinan tidak bisa bertarung pada arena Pekan Olah Raga Nasional (PON) di Riau 2012 mendatang, akibat adanya pembatasan umur dari atlet yang bisa bertanding maksimal berusia 30 tahun.

Usia Kenshi andalan Bali itu saat pelaksanaan PON Riau sudah lebih dari ketentuan yang ditetapkan panitia PB PON, namun semua itu tidak masalah, kata Wakil Ketua KONI sekaligus pengurus Kempo Bali, Fredrik Billy,SH di Denpasar Rabu.

Suata peraih medali emas di PON Kaltim 2008 sedianya diturunkan pada PON berikutnya, dan sekarang yang bersangkutan masuk kelompok atlet binaan KONI Bali yang tergabung dalam wadah Palda MAS Bali 2010 bersama rekannya dari cabang olah raga lainnya.

Bali masih banyak mempunyai Kenshi-kenshi potensial lainnya dengan usia muda yang bisa diturunkan dalam kejuaraan yang berlangsung di daerah maupun tingkat nasional, termasuk pada arena akbar yang ditunggu-tunggu atlet Indonesia lainnya.

Fredrik Billy mengatakan, pada kejuaraan Indonesia terbuka yang berlangsung di Denpasar tempo hari, ada tiga emas yang bisa diraih Kenshi Bali, ini prestasi yang cukup mengejutkan dan mudah-mudahan bisa berjaya pada PON nanti.

Atlet Kempo Bali banyak terpilih dan dipanggil ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas), yang nantinya bisa bergabung dengan kenshi-kenshi daerah lainnya dalam kontingen Indonesia berlaga di kejuaraan antarbangsa.

Jadi tidak turun seorang atlet Kempo akibat adanya pembatasan umur pada PON nanti tidak masalah, karena masih banyak berusia muda dengan prestasi bisa dihandalkan di kejuaraan-kejuaraan mendatang termasuk pada PON nanti, kata Fredrik.

Kempo Bali tidak sesumbar dalam menghadapi lawan-lawannya di arena tingkat nasional, namun tetap akan menggejot diri, baik dibidang teknik, mental dan fisik untuk bisa tampil yang terbaik dan tentu bisa meraih prestasi gemilang.

"Kami tidak akan menetapkan target dalam arena akbar di Riau nanti, namun harus berjuang habis-habisan dan paling sedikit meraih satu emas," kata Fredrik yang kegiatan sehari-harinya juga sebagai pengacara di Bali.(*)