"Partai Golkar sejak Juni 2012, saat Aburizal Bakrie (Ical) jadi calon presiden melalui Rapat Pimpinan Nasional, memang ada pro dan kontra," kata Raweyai, di Jakarta, Rabu.
Kemudian, ia berkata, "Hingga saat ini terjadi akumulasi kekecewaan sehingga kita harus mendorong mekanisme formal seperti Rapimnas untuk bisa menyampaikan di forum formal tentang perolehan hari ini berdasarkan hitung cepat. Jadi memang sebagai kader saya prihatin dengan kondisi sekarang."
Menurut dia, saat ini Golkar di antara pesimis dan realistis. Target rapimnas pada 2012 harus 30 persen pada Pemilu Legislatif 2014 karena melihat hasil pada 2004 dan 2009. Golkar harus bisa berkuasa di pemerintahan maupun parlemen.
"Tapi dengan dinamika internal Golkar yang terjadi saat ini maka harus ada perbaikan dan kita desak itu dan pada Januari lalu kami," kata dia.
Koordinasi dengan melakukan rakernas badan
pemenangan pemilu (Bappilu) dan Golkar melakukan survei di 77 dapil
dengan libatkan empat lembaga survei dan itu memberikan hasil yang
menggembirakan tetapi skeptis terhadap hasil itu karena 27 persen dengan
perolehan 251 kursi.
Ternyata, lanjutnya, parameter yang dipakai dalam menentukan hasil ini berbeda antara usaha dengan politik. Karena itu secara politik ternyata tidak nyambung karena pada 2009 itu sekitar 160 kursi parlemen.
"Tetapi saya masih bersyukur Golkar dengan kedewasaannya mampu mengatasi perselisihan dengan manajemen konflik yang baik," kata dia. (WDY)
Ternyata, lanjutnya, parameter yang dipakai dalam menentukan hasil ini berbeda antara usaha dengan politik. Karena itu secara politik ternyata tidak nyambung karena pada 2009 itu sekitar 160 kursi parlemen.
"Tetapi saya masih bersyukur Golkar dengan kedewasaannya mampu mengatasi perselisihan dengan manajemen konflik yang baik," kata dia. (WDY)