Jakarta (Antara Bali) - Peneliti Senior Indonesian Public Institute,
Karyono Wibowo menilai calon-calon presiden maupun calon wakil presiden
pemilik media atau "raja media" tidak menjamin untuk memenangi Pemilu 2014.
"Media hanya meningkatkan popularitas dan popularitas tidak
berbanding lurus dengan elektabilitas. Tidak ada jaminan," katanya usai
diskusi terkait Pemilu 2014 di Jakarta, Kamis.
Karyono mengatakan banyaknya pemberitaan dan muncul di media tidak
menjamin masyarakat akan memilih calon-calon tersebut baik di kota
maupun di daerah.
"Masyarakat yang ada di perdesaan sekarang ini juga akan mempunyai
pertimbangan calon-calon mana yang akan dipilih nantinya," katanya.
Dia mengatakan meskipun menjamurnya pemberitaan dari berbagai calon
presiden, yang masih menjadi pertimbangan masyarakat yakni karakter
pemimpin.
"Kepbribadian dan sikap yang akan menjadi pertimbangan pemilih,
kalau di iklan itu kan strategi saja, hanya ditampilkan seolah-olah
dekat dengan rakyat," katanya.
Karena itu, lanjut dia, integritas, kemampuan dan karakter merupakan
faktor penentu apakah calon tersebut akan dipilih rakyat atau pun
tidak.
"Itu merupakan investasi sosial yang akan menjadi persepsi publik," kata Karyono.
Sebelumnya, Pengamat Politik Komunikasi Universitas Mercu Buana, Heri
Budiyanto mengatakan kecenderungan media untuk berpihak untuk
kepentingan petinggi parpol yang juga petinggi di media sangat terlihat
belakangan ini.
"Jangan mentang-mentang punya media, lalu calon partai lain
diabaikan. Dan sebaliknya, mentang-mentang tidak punya ruang publikasi,
berbagai kiat dilakukan agar mencapai kesetaraan dalam mencari opini
publik," kata Heri.
Sementara itu, Komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengingatkan
agar parpol dan peserta pemilu tidak memanfaatkan ruang publik di luar
ketentuan karena ada waktu untuk melakukan kampanye terbuka di media
massa. (WDY)
"Raja Media" Tak Jamin Menang Pemilu
Kamis, 13 Maret 2014 21:13 WIB