Denpasar (Antara Bali) - Pande Wayan Suteja Neka, pendiri dan pengelola Museum Neka Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, meraih dua penghargaan sekaligus serangkaian pelaksanaan Pameran dan Bursa akbar "Kris For The World" di Galeri Nasional (Ganas) Indonesia di Jakarta.
Dua penghargaan tersebut dari Sekjen Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia sebagai pelestari keris dan Dewan Pakar Keris, kata Pade Wayan Suteja Neka di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, delapan keris terbaik dari 272 keris pusaka yang menjadi koleksinya ikut dipamerkan dalam kegiatan Bursa Akbar Kris "For The World" di Jakarta pada minggu kedua Juni lalu.
Sekjen Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia KPA Wiwoho Tjokrohadiningrat memberikan penghargaan dan piagam medali SNKI kepada sepuluh orang yang dinilai berjasa terhadap pelestarian keris di Nusatara.
Penghargaan tersebut, selain diterima oleh Pande Wayan Suteja Neka, juga diterima oleh Haryono Haryoguritno, T. Sri Lestari Masagung, Dietrich Drescher, Suwarsono Lumintu, H. Lalu Jelenga, dan KRT Gaura Mancadiputra.
Selain itu, juga diberikan kepada tiga ahli waris almarhum kanj. Panembahan Harjonegoro, Mpu Jeno Harumbrojo dan Bambang Harsrinuksmo.
Pande Wayan Suteja Neka menuturkan, kedua penghargaan tersebut merupakan bagian dari proses kecintaannya terhadap keris pusaka yang kini menjadi warisan budaya dunia.
Pemilik museum swasta pertama di Indonesia ini, juga dinobatkan sebagai dewan pakar keris dan dewan juri kegiatan keris "For The World" dan berhak meraih SNKI "award" (medali).
Penghargaan tingkat nasional dan internasional yang diterima oleh salah seorang putra terbaik Bali itu menunjukkan, upaya pelestarian keris di Bali mendapat pengakuan dunia internasional.
Pande Wayan Suteja Neka, perintis, pendiri dan pengelola Museum Neka hingga kini mengoleksi 272 keris pusaka serta 312 lukisan dan patung.(*)
Suteja Neka Raih 2 Penghargaan Terkait Pameran Keris
Sabtu, 19 Juni 2010 11:29 WIB