Denpasar (Antara Bali) - Provinsi Bali berhasil meraup devisa sebesar 15,82 juta dolar AS dari ekspor 4.791,3 ton ikan dalam kemasan selama periode Januari-Oktober 2013.
"Perolehan devisa itu merosot 20,64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 19,93 juta dolar AS," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat.
Demikian pula dari segi volume berkurang 26,04 persen karena tahun sebelumnya mengekspor 6.478,61 ton. Kondisi tersebut erat kaitannya keadan pasar luar negeri dan persediaan matadagangan hasil olahan ikan dalam kaleng.
Ekspor ikan siap hidang itu merupakan salah satu enam jenis mata dagangan hasil industri pengolahan yang mampu menembus pasaran luar negeri, terutama Jepang dan sejumlah negara lainnya.
Pengiriman matadagangan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 3,97 persen dari total ekspor Bali mencapai 398,75 juta dolar AS.
Ketut Teneng menjelaskan, ikan dalam kaleng merupakan salah satu dari enam jenis hasil industri kecil, disamping komponen rumah jadi, plastik, sepatu, tas serta tekstil dan produk tekstil.
Ketut Teneng menambahkan, perolehan devisa ikan dalam kaleng menempati posisi kedua setelah tekstil dan produk tekstik (TPT) yang mencapai 98,56 juta dolar AS, menyusul kerajinan industri plastik 12,46 juta dolar AS.
Selain itu ekspor komponen rumah jadi sebesar 1,02 juta dolar AS, sepatu 1,72 juta dolar dan tas 1,43 juta dolar AS.
Ketut Teneng menambahkan, pasaran utama Jepang menyerap ikan dalam kaleng dari Pulau Dewata sebesar 42,19 persen, menyusul Amerika Serikat 16,78 persen, Australia 7,36 persen, Singapura 1,29 persen, China 7,24 persen dan Perancis 0,88 persen.
Selain itu juga menembus pasar Jerman 0,87 persen, Hong Kong 4,80 persen, Belanda 0,28 persen, Inggris 0,50 persen dan 17,82 persen sisanya ke berbagai negara di belahan dunia. (LHS)