Denpasar (Antara Bali) - Manajemen Hotel dan Resort LV 8 di Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, mengalami kerugian mencapai Rp350 juta, karena empat orang tamu tidak mau membayar, namun mereka tetap menginap dengan memaksa dan mengancam akan melakukan tindakan penutupan.
" Empat orang tamu ini masuk pada 15 Desember 2013 hingga saat ini. Mereka memesan dua kamar suite dengan tarif Rp2 juta lebih per malam. Kamar dipesan atas nama Viktor Laiskodat," kata Penasehat Hukum Hotel dan Resort LV 8, Mohamad Ridwan di Canggu, Bali, Kamis.
Ia menjelaskan keempat tamu asal Jakarta itu menempati kamar nomor 405 dan 408. Selama tinggal di hotel ini, keempat tamu ini juga memesan makan dan minum. Tak hanya buat mereka, tapi juga untuk kawan-kawan mereka yang berkunjung ke hotel. AKibatnya, tagihan hotel dan biaya selama di hotel membengkak hingga Rp348 juta terhitung hingga Rabu (5/2).
"Ketika tidak dilayani makan, mereka mengancam koki hotel, ketika kami tagih biaya sewa kamar, mereka malah mengancam akan menutup hotel. Mereka juga mengancam akan membawa teman-temannya ke hotel. Hal ini yang kami hindari agar tidak mengganggu kenyamanan tamu hotel lainnya," ujarnya.
Ridwan mengatakan pihak hotel terhadap tamu yang menginap tersebut diperlakukan semua sama dan standar operasional hotel. Namun keempat tamu ini terus melakukan sikap diluar kewajaran dari tamu lainnya.
"Tindakan tamu itu yang membuat semua karyawan hotel menjadi ketakutan. karena kerap kali mengancam. Bahkan waktu mendatangkan temannya sekitar 30 orang di ruang tamu, mereka tak mengindahkan larangan, seperti ruang bebas rokok. Malah mereka merokok. ketika ditegur malah bersikap kasar dengan memecahkan gelas," ujarnya.
Pihak manajemen hotel, kata Ridwan, sudah melaporkan kelakuan tamu hotel ini kepada aparat Polsek Kuta Utara hingga Polda Bali, namun belum mendapat respon.
Menurut Ridwan, pihak hotel yang berada dekat Pantai Berawa, Canggu ini mengaku tidak punya masalah dengan keempat tamu tersebut.
"Setelah saya telusuri, tidak ada sejarah konflik dengan tamu tersebut, karena ini hotel kerja sama dengan Singapura, kami tidak ada masalah sebelumnya, ini aneh saja, sudah di luar kepatutan dan juga sudah ada unsur pidana, kami minta polisi segera menindaknya, karena apa kegiatan mereka selama di dalam kamar hotel, kami juga tidak pernah tahu. Karena kamarnya selalu tertutup," kata Ridwan.(I020)