Denpasar (Antara Bali) - Nilai tukar petani Bali sebesar 103,61 persen pada bulan Januari 2014, meningkat 0,23 persen dibanding bulan Desember 2013 yang tercatat 103,37 persen, sehingga lebih tinggi dari rata-rata NTP nasional.
"Kondisi itu menunjukkan posisi daya tukar petani daerah kita lebih tinggi dari rata-rata NTP nasional yang tercatat 101,95 persen pada bulan yang sama," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, hal itu artinya tingkat kesejahteraan petani Bali masih lebih baik dibanding rata-rata secara nasional.
Yang mendorong naiknya NTP Bali terutama adalah subsektor peternakan yang mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dikelompokkan dalam lima subsektor, yakni tamanan pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
NTP diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP, namun semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.
Disebutkan bahwa NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.
Panusunan Siregar menjelaskan, kenaikan NTP Bali akibat naiknya nilai indeks yang diterima petani sebesar 0,96 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,73 persen.
Kenaikan NTP tertinggi terjadi pada subsektor peternakan sebesar 0,76 persen, menyusul subsektor hortikultura 0,71 persen, perikanan 0,37 persen, dan tanaman perkebunan rakyat 0,18 persen.
Satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan adalah tanaman pangan sebesar 1,11 persen, ujar Panusunan Siregar. (WRA)
NTP Bali Lebih Tinggi Dari Nasional
Rabu, 5 Februari 2014 19:13 WIB