Jakarta (Antara Bali) - Political Communication (Polcomm) Institute di Jakarta, Minggu, merilis hasil survei yang menyebutkan terdapat lima tokoh yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi cocok bersaing dengan Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk Pemilu Presiden 2014.
Direktur Polcomm Institute Heri Budianto menyebutkan kelima tokoh nonpartai politik itu adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan perolehan 18,7 persen suara responden, Ketua DPD RI Irman Gusman (11,9 persen), Anggota BPK RI Ali Masykur Musa (11,2 persen), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (10,7 persen), dan Menteri Perdagangan yang telah mengundurkan diri Gita Wirjawan (8,7 persen).
Kecuali Mahfud MD, tokoh-tokoh tersebut merupakan empat dari 11 peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.
Pada hasil survei tersebut ada beberapa hal yang menurut Heri Budianto cukup menarik.
Pertama, sebanyak 53 persen responden menghendaki Presiden berasal dari kalangan tokoh muda.
Kedua, muncul cukup signifikan elektabilitas Ali Masykur Musa yang berarti bahwa publik semakin terbuka kepada tokoh-tokoh yang bermunculan dan mampu menarik hati mereka.
Heri menjelaskan, melejitnya nama Ali Masykur Musa terjadi karena responden menilai Ketua Umum Ikatan Sarjana NU itu memiliki dukungan lebih dari kaum Nahdliyin, dari pengikut Gus Dur, dan lintas agama.
"Sebagai kader yang terlahir dan bergerak aktif di NU, wajar jika Ali Masykur mendapat dukungan yang lebih dari warga NU. Meski berada di posisi ketiga, beliau memiliki pemilih potensial yang besar yaitu dari kalangan NU," kata Heri.
Kinerja Ali Masykur di BPK RI, katanya, dinilai sukses terutama dalam menangani pemeriksaan lingkungan dan ketahanan pangan.
Pengamat politik yang juga lulusan doktoral terbaik Universitas Padjadjaran Lely Arrianie pada pengumuman survei itu menambahkan bahwa figur Ali Masykur mampu mendekati dan mengkapitalisasi anak muda maka elektabilitasnya akan lebih meningkat.
"Selain dipilih warga NU yang memiliki 50 juta, juga dari anak muda," kata Lely yang mengajar di berbagai perguruan tinggi itu.
Menanggapi komentar Heri Budianto dan Lely Arrianie, Ali Masykur mengatakan bahwa dirinya masih harus banyak belajar lagi mengabdi untuk negara. (WRA)