Washington (Antara Bali) - Lubang lapisan pelindung Bumi, ozon, di atas Kutub Selatan tahun ini agak lebih kecil dibandingkan rata-rata dalam beberapa dasawarsa belakangan, kata Badan Antariksa AS, NASA, Jumat (25/10).
Ukuran rata-rata lubang di lapisan ozon September-Oktober 2013 ialah 21 juta kilometer persegi, sedangkan ukuran rata-rata sejak pertengahan 1990-an --ketika ukuran maksimum tahunan berhenti berkembang-- ialah 22,5 juta kilometer persegi, kata NASA di dalam satu pernyataan.
Namun, terlalu dini untuk memastikan apakah "pemulihan" lubang tersebut telah dimulai, kata badan antariksa AS itu.
""Ada banyak penyusutan ozon di Antartika pada 2014, tapi karena temperatur di atas rata-rata di lapisan yang lebih rendah --strastosfir-- di Kutub Selatan, lubang ozon sedikit di bawah rata-rata dibandingkan dengan lubang ozon sejak 1990," kata Paul Newman, ilmuwan atmosfir dan ahli ozon di Goddard Space Flight Center, NASA.
Daerah maksimum dalam satu hari tahun ini dicapai pada pada 16 September, ketika daerah maksimum mencapai 24 juta kilometer persegi, kurang-lebih seukuran Amerika Utara, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Lubang ozon terbesar dalam satu hari sejak pertengahan 1990-an ialah 29,9 juta kilometer persegi pada 9 September 2000, katanya.
Lubang ozon di stratosfir ialah fenomena musiman yang mulai terbentuk pada Agustus dan September. Namun, akibat dari Protokol Montreal 1987, kesepakatan internasional untuk melindungi lapisan ozon dengan memangkas produk bahan kimia yang merusak ozon, tingkat bahan kimia yang paling merusak ozon di atmosfir secara bertahap telah berkurang, sehingga ukuran lubang ozon telah stabil, dan variasi terjadi dari tahun ke tahun. Kondisi itu dipicu oleh perubahan kondisi meteorologi saat ini. (Antara/Xinhua-OANA/ADT)