Denpasar (Antara Bali) - Perajin di Bali ada zaman kerajaan, jauh-jauh hari sebelum Pulau Dewata dikenal sebagai objek wisata yang mendunia, kata Anak Agung Gde Rai selaku praktisi dan pelaku seni.
"Di Kabupaten Gianyar, masyarakat Desa Celuk menggeluti kerajinan perak, sedangkan Desa Sukawati masyarakatkan menekuni seni pedalangan dan Desa Batuan seni sastra," katanya di Denpasar, Senin.
Pendiri dan pemilik Museum Arma di Ubud, Kabupaten Gianyar, itu mengemukakan bahwa desa-desa yang mengembangkan kelompok seni dan usaha ekonomi kreatif itu masing-masing mempunyai gaya hidup yang menjamin kebebasan individu dan kelompok berekspresi.
Demikian pula di Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, dan Ketewel, Kabupaten Gianyar, berkembang seni wayang dalam perkembangan masa berikutnya menyebar ke desa-desa sekitarnya.
Agung Rai yang mengoleksi ratusan lukisan Bali kuno, termasuk membelinya dari kolektor mancanegara menilai, seni Bali bergerak dinamis dalam masa, informasi, dan ruang gerak yang semakin terbuka lebar secara nasional dan global.
Di tengah menguatnya citra dan fakta tentang dinamika dewasa ini, menyebabkan kehidupan seni dihadapan pada dua sisi, yakni ke dalam di mana seni memiliki keterikatan terhadap pura pemujaan leluhur terhadap desa pakraman dan kepentingan lembaga tradisional yang harus dirawat dengan baik. (*/ADT)
Perajin di Bali Ada Sejak Zaman Kerajaan
Senin, 21 Oktober 2013 15:04 WIB