Washington (Antara Bali) - Beberapa peneliti, Jumat (11/10) mengatakan satu protein yang meningkat selama pelatihan ketahanan tubuh bisa membantu meningkatkan kesehatan otak.
Peneliti dari Dana-Farber Cancer Institute dan Harvard Medical School mendapati protein, yang disebut FNDC5, mengubah gen yang mendorong kesehatan otak dan meningkatkan pertumbuhan saraf baru yang terlibat dalam kegiatan belajar dan ingatan, ketika diberikan kepada tikus yang tidak berolahraga.
Temuan tersebut, yang dilaporkan di jurnal Cell Metabolism, membantu menjelaskan kemampuan pelatihan ketahanan yang sudah diketahui meningkatkan fungsi kognitif, terutama pada orang tua.
Jika protein itu dapat dibuat dalam bentruk stabil dan dikembangkan jadi obat, itu mungkin mengarah kepada peningkatan terapi bagi kemerosotan daya ingat pada orang tua dan memperlambat kematian akibat penyakit penurunan daya tahan syaraf seperti Alzheimer dan Parkinson, kata para peneliti tersebut.
Para peneliti itu sebelumnya melaporkan bahwa protein tersebut diproduksi oleh pengerahan tenaga otot dan dikeluarkan ke dalam aliran darah sebagai varian yang disebut irisin, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. Di dalam studi baru itu, mereka mendapati tikus yang secara sukarela berlari di satu roda selama 30 hari akan memiliki peningkatan kegiatan molekul pengatur metabolis pada otot, yang memicu peningkatan protein FNDC5.
Peningkatan FNDC5 pada gilirannya mendorong ekspresi protein kesehatan-otak, yang disebut BDNF, di hippocampus, bagian otak yang terlibat dalam kegiatan belajar dan ingatan, kata para peneliti itu. (Antara/Xinhua-OANA/ADT)
Peneliti Identifikasi Protein Terkait Olahraga Dengan Kesehatan Otak
Sabtu, 12 Oktober 2013 17:14 WIB