Denpasar (Antara Bali) - Polda Bali masih terus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk lebih memastikan adanya pelanggaran dalam produksi film yang mengisahkan tentang kehidupan para gigolo di kawasan Pantai Kuta, Kabupaten Badung.
"Kami akan terus meminta keterangan dari sejumlah saksi, terutama terhadap mereka yang terlibat langsung dalam produksi film yang mengundang reaksi keras dari kalangan masyarakat di Pulau Dewata itu," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar di Denpasar, Sabtu.
Ia mengungkapkan, melalui pemeriksaan sejumlah saksi dan pengumpulan barang bukti, senantiasa akan diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai adanya pelanggaran dalam pembuatan film yang diberi judul "Cowboys in Paradise" itu.
"Sejauh ini pelanggarannya sudah terlihat, namun kami masih membutuhkan keterangan dan bukti-bukti yang lebih memungkinkan untuk dapat diangkat menjadi sebuah perkara," katanya.
Kabid Humas menyebutkan, sejauh ini pihaknya telah meminta keterangan dari enam aktor yang berperan sebagai gigolo dalam film "Cowboys in Paradise".
Dari hasil pemeriksaan pendaluan, terangkap bahwa produksi atau aktivitas pengambilan gambar yang dilakukannya di kawasan Panmtai Kuta, ditemukan beberapa bentuk pelanggaran.
Pelanggaran dimaksud tidak hanya berupa aksi penipuan yang telah dilakukan produser atau sutradara terhadap para aktor yang terlibat dalam pemeranan, tertapi juga masalah keimigrasian, ucapnya.
Amit Virmani, pria berdarah India yang kini menetap di Singapura, yang bertindak selaku sutradara dalam film tersebut, tercatat datang ke Bali hanya dengan memakai visa turis.
Sang sutradara Amit Virmani datang dengan visa turis, namun dalam praktiknya dia telah melakukan kegiatan yang mengarah pada bisnis atau komersial di Pulau Dewata.
"Seseorang yang datang dengan visa turis, sama sekali tidak boleh melakukan itu. Yang boleh dia lakukan hanyalah jalan-jalan atau piknik semata," ujar Kombes Segianyar.
Sementara untuk tindak penipuan, Amit Virmani terungkap telah membohongi sejumlah aktor yang terlibat dalam peran yang mengisahkan tentang kehidupan para gigolo di Pantai Kuta itu.
Dari enam saksi yang telah diperiksa, seluruhnya mengatakan bahwa Amit Virmani tidak pernah mengatakan kalau gambar yang diambilnya dari mereka adalah untuk sebuah produksi film dokumenter.
"Kepada mereka yang diambil gambarnya, Amit hanya mengatakan untuk kepentingan koleksi pribadi. Namun nyatanya, wajah mereka malah kemudian tampil dalam film dokumenter 'Cowboys in Paradise'," ujar Sugianyar.
Atas perbuatan Amit seperti itu, mereka yang sempat ditampilkan sebagai aktor akan mengajukan protes dan mengadukan sang sutradara yang dinilai telah melakukan tindak penipuan.
"Mereka punya rencana mengadukan Amit Virmani ke ranah hukum," ujar Sugianyar menambahkan.(*)