Jimbaran (Antara Bali) - Pembangunan kembali monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di kawasan Bukit Jimbaran, Bali, dipastikan menggunakan tenaga kerja lokal untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Tenaga kerja yang kami gunakan selama ini baik dari restauran, tenaga pelayanan, dan termasuk tenaga kerja untuk pembangunan monumen GWK ini hampir sepenuhnya menggunakan tenaga kerja lokal," kata Ketua Yayasan GWK I Gde Ardika di Jimbaran, Kabupaten Badung, Kamis.
Menurut dia, memang dalam pengerjaan monumen GWK itu yang merupakan kesenian khas Bali sehingga diwajibkan menggunakan tenaga kerja yang memahami kesenian Bali.
"Mungkin saja kami menggunakan tenaga kerja luar, namun persentasenya kecil sekitar 15 persen yang hanya digunakan untuk menyelesaikan pengerjaan yang tidak bisa dikerjakan oleh tenaga kerja lokal," katanya.
Gde Ardika yang juga mantan Menteri Pariwisata itu mengatakan, pembangunan kembali monumen GWK yang dikerjakan dan digagas oleh Nyoman Nuarta dirancang selesai dalam tiga tahun.
Patung GWK akan menjadi salah satu patung tertinggi di dunia dengan ketinggian sekitar 126 meter, lebar 64 meter.
Monumen itu memiliki dua bagian yaitu bagiaan utama terbuat dari 3.000 ton tembaga dan beberapa bagian patung dari patung seperti mahkota dan perhiasan garuda yang akan dilapisi dengan mozaik emas.
Pengerjaan patungnya sekitar 85 persen dikerjakan di Bandung, Jawa Barat, dan akan dibawa menggunakan truk ke Bali.
Sementara itu, seniman Nyoman Nuartamengatakan, pengembangan kawasan GWK direncanakan seluas 240 hektare, namun kini baru terealiasi seluas 60 hektare, akibat berbagai permasalahan yang dihadapi.
"Patung GWK yang direncanakan pembangunannya sejak 20 tahun lalu mempunyai total tinggi 126 meter, melebihi tinggi patung Liberty di New York Amerika Serikat yang memiliki ketinggian 93 meter," ujar seniman asal Tabanan, Bali. (WRA)
Pembangunan GWK Sepenuhnya Menggunakan Tenaga Kerja Lokal
Kamis, 22 Agustus 2013 21:02 WIB