Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat di sekitar di Desa Sesetan, Denpasar Selatan sempat panik akibat proses eksekusi lahan seluas 7,15 are ricuh karena dihadang ratusan preman berbadan kekar.
"Masyarakat kami ketakutan, bagaimana ini, tolong hargai kami," kata seorang warga Sesetan, Tommy, di Denpasar, Selasa.
Kericuhan memuncak ketika sejumlah oknum pria kekar dengan pita oranye melingkar di lengannya mereka melempari petugas kepolisian yang menjaga proses eksekusi yang dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Denpasar.
Petugas kepolisian akhirnya menghalau aksi anarkis massa tersebut dengan menembakkan gas air mata sehingga bisa mengurai aksi preman tersebut.
Tak hanya berhasil memukul mundur ratusan preman tersebut, gas air mata itu juga malah membuat sejumlah anggota kepolisian, awak media, dan masyarakat sekitar mengalami perih pada matanya.
"Mata saya terasa perih sekali dan nafas juga sesak," kata seorang wartawan stasiun televisi lokal, Made Murya.
Apalagi di lokasi lahan eksekusi yang terletak di pertigaan Jalan Saelus dan Jalan Raya Sesetan itu merupakan kawasan padat dan adanya sekolah yang dekat dengan lokasi seperti SD Negeri 1 Sesetan dan Sekolah Harapan mulai tingkat TK hingga SMA.
Sejumlah orang tua murid nampak panik dan menjemput anak-anak mereka untuk pulang lebih awal.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Denpasar, AKBP I Gusti Kade Hari Arsana mengaku bahwa pihaknya sebelumnya telah mengantisipasi hal itu dengan memberitahukan pengamanan proses eksekusi itu ke sekolah terdekat.
"Kami sudah koordinasikan. Tadi kami sempat masuk ke sekolah dan menyampaikan bahwa ada eksekusi dan kami tetap sesuai prosedur (SOP)," ujarnya. (DWA)
Masyarakat Panik Akibat Eksekusi Lahan Ricuh
Selasa, 20 Agustus 2013 14:19 WIB