Denpasar (Antara Bali) - Eksekusi lahan seluas 7,15 are di Jalan Pulau Saelus, Sesetan, Denpasar Selatan, berlangsung ricuh karena proses eksekusi dihadang ratusan preman berbedan kekar, Selasa.
Kericuhan memuncak ketika beberapa oknum preman tersebut melempari petugas kepolisian yang tengah mengamankan proses eksekusi dengan batu hingga mengakibatkan satu orang polisi, Bripka Pande Sugiarta terluka di bagian mulutnya.
Anggota polisi tersebut akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Trijata, Denpasar.
"Kami hanya mengamankan sesuai prosedur atas eksekusi dari pihak Pengadilan Negeri. Ternyata di TKP (tempat kejadian perkara) sudah kumpul massa yang dikumpulkan oleh oknum tertentu. Kami imbau untuk meninggalkan lokasi bagi yang tidak berkepentingan," kata Wakil Kepala Polresta Denpasar, AKBP I Gusti Kade Hari Arsana.
Menurut dia, pihak kepolisian telah mengimbau kepada pihak yang tidak berkepentingan untuk meninggalkan lokasi eksekusi.
Namun peringatan itu tidak digubris oleh ratusan pria berbadan kekar dengan pita oranye melingkar di setiap lengannya.
Meski demikian, ratusan pria kekar itu tetap melakukan perlawanan terhadap anggota kepolisian dengan tetap merangsek menghalangi proses eksekusi oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Denpasar yang akan membongkar pagar seng yang telah terpasang di salah satu bangunan pasar swalayan "Karya Sari".
Petugas kepolisian kemudian mengejar dan memukuli beberapa preman tersebut namun upaya tersebut belum cukup menghalau aksi massa yang lebih menjurus pada aksi anarkis. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata untuk mengalau aksi anarkis massa lebih lanjut.
Gas air mata itu efektif membuat suasana di sekitar TKP kondusif kembali meski sejumlah personel kepolisian, masyarakat, hingga awak media yang meliput juga terkena gas air mata hingga mengakibatkan perih pada mata. (DWA)
Eksekusi Lahan di Sesetan Ricuh
Selasa, 20 Agustus 2013 13:48 WIB