Mangupura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak masyarakat untuk tidak memonopoli kebenaran karena dapat memicu timbulnya konflik.
"Manusia itu suka serakah, memonopoli kebenaran, dan dia pikir dia sendiri yang paling benar. Kalau sudah ada yang memonopoli kebenaran, maka orang lain menjadi salah. Itulah sumber konflik," katanya di sela-sela membuka Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Mangupura, Badung, Senin.
Menurut dia, dengan adanya dialog tersebut, menjadi momentum penting bagi antarumat beragama untuk saling mendengarkan dari berbagai pihak terkait masalah, kondisi yang dihadapi, dan tindakan yang sudah dilakukan supaya terjadi pengertian dan pemahaman yang baik.
"Konflik itu terjadi biasanya karena dua hal yakni akibat keserakahan dan kebencian. Di Bali menurut saya potensi konflik itu ada, tetapi kecil karena kita saling berdialog dan tidak memonopoli kebenaran," ucapnya. Oleh karena itu, ujar Pastika, sepanjang tidak ada yang memonopoli kebenaran, maka potensi konflik akan semakin kecil.
Di sisi lain, mantan Kapolda Bali ini memandang masyarakat Pulau Dewata sangat baik dalam menjaga keberagaman dan toleransi antarumat beragama.
"Bahkan sudah mulai dari leluhur zaman dulu. Di beberapa pura di daerah kita ada pelinggih (tempat suci) yang dinamakan Ratu Mekah, Dalem Solo, Ratu Subandar dan sebagainya. Itu pencerminan dari pengakuan keberagaman dan tentu kita harus bangga," ujarnya. (LHS)