Singaraja (Antara Bali) - Minat generasi muda Bali menggeluti dunia penerbangan masih sangat minim sebagaimana data di "Bali International Flight Academy" (BIFA) yang berhasil mencetak 300 pilot , namun hanya empat orang berasal dari Pulau Dewata itu.
"BIFA itu ada di Bali, mestinya bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh putra daerah," kata Humas BIFA I Wayan Slamet di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Rabu.
Ia menyebutkan hingga 18 tahun keberadaan BIFA di Bali hanya empat putra daerah yang berhasil dididik menjadi pilot profesional, dua di antaranya berasal dari Kota Denpasar, sedangkan dua lainnya dari Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng.
Sementara siswa BIFA lainnya berasal dari Batam, Jakarta, dan beberapa daerah lain di Pulau Jawa. "Kami tidak tahu persis, kenapa generasi muda Bali tidak tertarik jadi pilot. Apakah ada ketakutan secara mental atau memang sosialisasi mengenai pilot di kalangan remaja masih kurang?" kata Wayan Slamet yang sehari-hari bertugas sebagai pembina siswa BIFA itu.
BIFA merupakan salah satu sekolah penerbangan dari enam lembaga pendidikan sejenis di Indonesia yang lulusannya menjadi pilot di sejumlah maskapai penerbangan, baik nasional maupun internasional.
BIFA yang mengambil lokasi pendidikan dan latihan penerbangan di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di kawasan Air Strip Desa Sumberkima, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng, itu dilengkapi fasilitas yang memadai.
Setiap tahun lembaga pendidikan dan latihan penerbangan di Bali utara itu menerima 75 orang. Dari jumlah itu rata-rata 21 orang yang dinyatakan lulus dan layak menerbangkan berbagai jenis pesawat komersial. (M038)